Media dapat berperan dengan seluruh fungsinya terhadap suatu subjek yang hendak dikomunikasikan atau dipublikasikan. Misalnya subjek yang hendak dipromosikan adalah Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
------
Kamis,
29 November 2018
Peran Media Menyukseskan Program KKBPK
Oleh:
Dr.H.M.Dahlan Abubakar, M.Hum
(Ketua
Ikatan Penulis Keluarga Berencana Sulsel)
Napoleon Bonaparte pernah
mengatakan, saya lebih takut pada pena seorang wartawan dibandingan 1.000
prajurit. Jika prajurit menembak pastilah ke satu sasaran, tetapi jika pena
wartawan menulis, tulisannya akan dibaca oleh orang yang berada pada seluruh
arah mata angin.
Idiom lama ini mengingatkan
kita terhadap pentingnya informasi yang diproduksi oleh jurnalis yang disiarkan atau diberitakan melalui media
massa. Di abad XXI ini, idiom baru pun muncul. Siapa yang menguasai informasi,
maka dialah yang akan memimpin dunia. Gara-gara informasi dapat membuat
seseorang bisa jadi hitam dan putih hanya dalam sekejap. Apalagi di era milenial ini.
Kehadiran media ke dalam
masyarakat memboyong beberapa fungsi informatif, entertain (hiburan), edukasi (pendidikan), kontrol sosial (pengawasan), menghubungkan.
Fungsi-fungsi ini menempatkan
media atau pers sebagai pilar keempat demokrasi, setelah eksekutif, legislatif,
dan yudikatif. Posisi pers sebagai pilar
keempat dalam satu negara demokrasi memberi ruang dan “wewenang” kepadanya
dapat mengontrol dan mengawasi ketiga lembaga yang dibagi menurut Trias
Politika-nya Montesque tersebut.
Era Media (Sosial)
Keperkasaan media kini
dipertangguh lagi oleh kehadiran media sosial. Media jejaring ini sama sekali
tidak terprediksi oleh para pakar sebelumnya, semisal Alvin Tovler atau John
Naisbitt yang pernah menulis Megatrend 2000.
Media sosial (medsos) memungkinkan terjadinya komunikasi antarindividu dengan
menggunakan piranti teknologi dalam waktu yang sangat segera.
Kehidupan masyarakat modern, ya
kita sekarang, sulit dipisahkan dengan dunia media dan medsos yang dialirkan melalui
piranti teknologi yang bernama gawai (gadget) atau handphone. Jika kita ke kantor, lebih baik membiarkan dompet tanpa
isi tertinggal di rumah, daripada gawai yang lupa dikantongi. Ini menunjukkan
betapa kita begitu tergantung pada alat komunikasi.
Media sosial telah menjadi
bagian kehidupan kehidupan manusia modern. Media ini menghubungkan seseorang terhubung dengan orang lain dengan
prinsip tiga S:, social, share, and
speed. Social, hubungan bermasyarakat. “Share” bagaimana seseorang
membagikan pengalaman dan informasinya kepada orang lain melalui teks, foto,
atau video. Atau pun melalui media sosial.
“Speed: adalah bagaimana
informasi yang disampaikan melalui jejaring sosial diterima sangat cepat kepada
komunikan (penerima informasi). Kecepatan medsos ini melampaui kecepatan
wartawan menuliskan berita. Sebab, pada saat peristiwa berlangsung, wartawan
yang bekerja di media daring (online) juga dapat mengirim informasi
(berita}-nya untuk media daring (media online).
Jeleknya, kesibukan kita bergawai
ria, cenderung memangkas silaturahim tatap muka, karena masing-masing orang
sibuk dengan memencet gawainya. Namun, bergawai juga memudahkan komunikasi
dengan sesama, meskipun dipisahkan oleh jarak dan tempat.
Mengalirnya era komunikasi ini
kita coba manfaatkan untuk hal-hal yang positif, karena selama ini kita tentu
sudah sangat maklum digunakan fasilitas ini untuk tujuan yang distruktif.
Misalnya dengan menyebarkan hoax atau
berita bohong.
Sekarang, harus hati-hati,
sebab jika diketahui seseorang menyebarkan hoax,
yakinlah Anda tidak akan dapat lepas dari pencidukan aparat keamanan.
Sebab, nomor akun yang Anda gunakan sudah teregistrasi di Kementerian
Informatika.
Itulah sebabnya, beberapa waktu lalu
pemerintah mewajibkan membeli kartu prabayar untuk meregistrasi dengan
menggunakan kartu keluarga atau kartu tanda penduduk (KTP). Jadi hati-hati
jangan menyiarkan hoax, membacanya
saja boleh.
Peran Media
Media dapat berperan dengan
seluruh fungsinya terhadap suatu subjek yang hendak dikomunikasikan atau
dipublikasikan. Misalnya subjek yang hendak dipromosikan adalah Program
Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Melalui media kita dapat
menginformasikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan berkaitan dengan program
ini. Kegiatan yang dilaksanakan harus mampu menjawab enam pertanyaan kunci,
yakni 5W+1H, What
(Apa), Who (Siapa), Where (di mana), When (kapan), Why (mengapa), dan How (bagaimana).
Cerita dari Kampung KB atau
Program KKBPK yang merujuk pada rumus 5W+H ini merupakan akumulasi dari seluruh
rasa ingin tahu manusia. Selalu saja
ada cerita-cerita menarik dari Kampung KB yang layak dibagikan kepada publik
memanfaatkan media sosial. Kisah-kisah unik tersebut jika diinformasikan
melalui media jelas akan menarik perhatian publik.
Kita tentu masih ingat kisah
Martinus, murid SD di Atambua, NTT, yang memanjati tiang bendera tanpa
diperintah saat peringatan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 2018. Aksi
nekatnya itu diabadikan dengan video oleh seseorang yang membuat kisah Martinus
menjadi viral di seluruh tanah air. Dia pun diundang menghadiri pembukaan Asian
Games di Jakarta, 18 Agustus 2018. Satu peristiwa luar biasa yang lahir dari
seorang anak biasa.***