TEKEN MOU. Rektor UT
Prof Ojat Darojat (paling kiri), Rektor UNM Prof Husain Syam (kedua dari kiri), perwakilan Unmus Merauke, perwakilan Uncen Jayapura, dan Kepala LL-Dikti Wilayah IX Sulawesi Prof Jasrudin (paling kanan), foto bersama seusai menandatangani perjanjian kerjasama, di Ballroom Pinisi Kampus UNM Gunungsari Baru, Jl AP Pettarani, Makassar, Jumat, 02 November 2018. (ist)
--------
Sabtu, 03 November 2018
UNM,
UT, Uncen, Unmus, dan LL-Dikti Teken MoU
MAKASSAR,
(PEDOMAN KAYA). Universitas Negeri Makassar (UNM),
Universitas Terbuka (UT), Universitas Cenderwasih (Uncen) Jayapura, Universitas
Musamus (Unmus) Merauke, dan Lembaga Layanan Perguruan Tinggi (LL-Dikti)
Wilayah IX Sulawesi, meneken perjanjian kerjasama, di Ballroom Pinisi Kampus
UNM, Makassar, Jumat, 02 November 2018.
Kerjasama tersebut terkait
partisipasi pendidikan melalui angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi
di Indonesia, dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ), sekaligus peningkatan
sumber daya manusia (SDM), penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
MoU
tersebut ditandatangani langsung oleh Rektor UNM Prof Husain Syam, Rektor UT
Prof Ojat Darojat, Kepala LL-Dikti Wilayah IX Sulawesi Prof Jasrudin, serta perwakilan
dari Uncen Jayapura, dan perwakilan Universitas Musamus.
Rektor
UNM, Husain Syam, mengatakan, kerja sama yang dibangun tersebut merupakan tindak
lanjut amanah Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristek-Dikti).
Online
learning atau pendidikan jarak jauh (PJJ), katanya, menjadi salah satu solusi
untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia,
karena APK saat ini masih berada pada angka 32 persen.
“Kerja
sama ini tentu dalam menjalankan program strategis Kemenristek-dikti dalam
memberikan dan mengembangkan pembelajaran jarak jauh dan online learning. Hal
ini dapat menyelesaikan sejumlah tantangan, salah satunya APK,” kata Husain.
Rektor
UT, Ojat Darojat yang mengisi kuliah umum, menyinggung tentang pembelajaran
dalam jaringan di era revolisi industri 4.0. Ia menjelaskan bagaimana UT
membangun infrastruktur pendidikan pada tiap-tiap daerah di pelosok negeri
untuk menjangkau masyarakat agar menikmati pendidikan melalui PJJ.
“MoU
ini sangat penting dalam mengembangkan online learning yang sangat dibutuhkan
sekarang ini, apalagi ini terkait sentuhan perkembangan teknologi 4.0,” kata
Ojat.
Saat
ini, lanjut dia, dunia telah berada pada era revolusi industri 4.0. Karena itu,
sistem pendidikan tinggi, termasuk PJJ, harus mampu beradaptasi dengan
merancang terobosan dan program yang seirama dengan perkembangan zaman.
“Bagaimana
memindahkan interaksi perkuliahan terjadi di layar komputer, di Indonesia saat
ini peningkatan APK pendidikan tinggi baru mencapai 32 persen, dari penduduk
rentang usia 19-23 tahun yang mengenyam pendidikan tinggi. APK ini harus dipacu
sehingga pada 2020 nanti dapat mencapai hingga 40 persen,” papar Ojat.
Kampus
dinilainya memiliki peluang yang cukup besar dalam membantu pemerintah untuk meningkatkan
APK, dengan online learning memililki luasan daya jangkau, akses, dan kapasitas
layanannya.
“Kita
berupaya mewujudkan, sehingga harapannya Indonesia mampu meningkatkan pendidikan
dengan baik,” tandas Ojat.
Kegiatan diakhiri
dengan pertukaran cinderamata antar-perguruan tinggi dan LL-Dikti Wilayah IX
Sulawesi, serta foto bersama. (met)