IZIN PRODI BARU. Ditjen Kelembagaan Kemenriatekdikti, Patdono Suwignyo (tengah), didampingi Kepala L2Dikti Wilayah IX Sulawesi, Prof Jasruddin Malago (paling kanan), dan Sekretaris
APTISI Wilayah IX-A Sulawesi, Dr Mulyadi Hamid, berbincang-bincang dengan peserta dan undangan seusai pembukaan Musyawarah Wilayah III AB-PTSI Wilayah Sulawesi Selatan, di Kampus Universitas Fajar (Unifa), Makassar, Kamis, 06 Desember 2018. (ist)
-------
Jumat, 07 Desember 2018
Buka
Prodi Baru Hanya Butuh Lima Dosen
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Persyaratan membuka program studi
(Prodi) baru kini lebih dimudahkan dibanding aturan sebelumnya. Kemenristekdikti
Ri kini hanya mewajibkan perguruan tinggi memiliki lima dosen untuk membuka Prodi
baru, terdiri atas minimal tiga dosen tetap, serta dua dosen dengan status
pinjaman dari perguruan tinggi lain.
“Dua dosen status
pinjaman itu, antara kampus pemakai dan kampus pemberi pinjaman dosen, harus
ada naskah kerjasama yang ditandatangani kedua pimpinan perguruan tinggi,” kata
Ditjen Kelembagaan Kemenriatekdikti, Patdono Suwignyo.
Hal itu ia kemukakan saat
menjadi narasumber pada dialog pada Musyawarah Wilayah III Asosiasi Badan
Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (AB-PTSI) Wilayah Sulawesi
Selatan, di Kampus Universitas Fajar (Unifa), Makassar, Kamis, 06 Desember 2018.
“Proses pengurusan izin
membuka prodi baru dimudahkan dengan menggunakan sistem online. Izin prinsip
pembukaan prodi baru dari Ditjen Kelembagaan Kemenriatekdikti, hanya butuh tiga
hari sudah bisa keluar. Prodi yang sudah mendapat izin prinsip, sudah bisa
langsung terima mahasiswa sambil menunggu izin operasional keluar,” tutur
Patdono.
Dia menambahkan, izin
operasional baru bisa dikeluarkan setelah L2Dikti (Lembaga Layanan Pendidikan
Tinggi) di daerah melakukan verifikasi fakta lapangan di luar dosen.
“Maksimal lima hari,
rekomendasi izin pendirian prodi baru dari L2Dikti harus sudah ada. Rekomendasi
itu menjadi acuan bagi Ditjen Kelembagaan Ristekdikti untuk mengeluarkan izin
operasional,” papar Patdono.
Selain Patdono, panitia
musyawarah juga menampilkan dua pembicara lain pada dialog yang mengusung “Tantangan
Pengelolaan Lembaga Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0”, yaitu Ketua Pusat BP-PTSI, Prof Thomas Suyatno, dan
Kepala L2Dikti Wilayah IX Sulawesi, Prof Jasruddin Malago.
Pembukaan Musyawarah Wilayah
III AB-PTSI Wilayah Sulawesi Selatan, turut dihadiri Ketua APTISI Wilayah IX-A
Sulawesi, Prof Maruf Hafidz, Sekretaris Dr Mulyadi Hamid, pendiri Fajar Grup, HM
Alwi Hamu, Ketua Wilayah AB-PTSI Sulsel, Dr Mohammad Ridwan Arif, serta Rektor
Unifa, Prof Sadly Abdul Djabbar. (zak)