Diharapkan tak
hanya yang sudah berusia lanjut, mereka yang masih muda juga wajib menjaga
kesehatan termasuk menghindari hal-hal yang bisa memicu penurunan fungsi otak. Karena penyebab
penyakit jenis ini juga bisa terjadi karena adanya penyalagunaan obat, adanya
tumor atau trauma kepala, bahkan kadar gula rendah bisa menjadi pemicunya.
- Dokter Andi Weri Sompa Mkes SpS -
-----
PEDOMAN KARYA
- Dokter Andi Weri Sompa Mkes SpS -
-----
PEDOMAN KARYA
Selasa, 04 Desember
2018
Kenali dan Hindari Penyakit Pikun
Oleh: dr Andi Weri Sompa Mkes SpS
Banyak orang yang kena
penyakit pikun atau demensia di sekitar kita. Mereka yang kena demensia kebanyakan
yang telah berusia lebih dari 60 tahun. Pertanyaannya, apakah penyakit pikun
itu? Apakah penyakit pikun atau demensia itu hanya dialami oleh orang-orang
yang telah berusia lebih dari 60 tahun? Bagaimana gejala penyakit pikun itu?
Demensia (pikun) merupakan
suatu gejala yang menggambarkan adanya penurunan fungsi otak seperti Kemampuan
berpikir, fungsi memori, dan penurunan kemampuan berkomunikasi.
Demensia atau kepikunan
adalah penyakit degeneratif. Orang yang cenderung mengalami penyakit jenis ini
adalah mereka yang telah berumur lebih dari 60 tahun. Akan tetapi tidak menutup
kemungkinan yang usia muda juga bisa mengalami gangguan fungsi otak atau pikun.
Penderita demensia
umumnya mengalami gejala kognitif dan psikologis. Untuk kognitif seperti
gangguan atau hilang ingatan, kurang mengingat terhadap sesuatu seperti lupa
dimana meletakkan barang, sering lupa apakah sudah makan atau belum, kesulitan
berkomunikasi, kesulitan memecahkan masalah, atau merencanakan sesuatu dan
mengambil keputusan, konsentrasi menurun bahkan suka bingung.
Sementara gejala
psikologis yang bisa dilihat seperti gelisah, depresi bahkan berhalusinasi. Bukan
hanya yang tua yang bisa terkena penyakit jenis ini, yang muda pun berisiko.
Untuk itu, diharapkan tak
hanya yang sudah berusia lanjut, mereka yang masih muda juga wajib menjaga
kesehatan termasuk menghindari hal-hal yang bisa memicu penurunan fungsi otak.
Karena penyebab
penyakit jenis ini juga bisa terjadi karena adanya penyalagunaan obat, adanya
tumor atau trauma kepala, bahkan kadar gula rendah bisa menjadi pemicunya.
Untuk menghindari,
mulailah rajin mengonsumsi sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan dalam porsi
yang cukup. Paling penting hindari makanan yang banyak mengandung pengawet,
penyedap atau MSG tentunya.
Jenis-Jenis
Penyakit Pikun
Ada beberapa jenis
penyakit pikun, antara lain demensia alzheimer. Jenis penyakit pikun ini (demensia
alzheimer) merupakan yang paling banyak dijumpai. Sekitar 75-85 persen
penderita demensia merupakan jenis ini. Demensia jenis ini, membuat fungsi
memori berangsur-angsur menurun seiring berlanjutnya usia. Seperti Kurang
mengingat akibat proses penuaan.
Jenis ini disebabkan
oleh adanya plak amiloid yang ada di otak yaitu plak yang terbentuk oleh
kumpulan protein yang abnormal, juga oleh adanya neurofibrillary tangles yang
selanjutnya akan menghambat komunikasi antar sel saraf.
Jenis penyakit pikun lain
yaitu demensia vaskuler. Jenis demensia ini merupakan kerusakan atau kepikunan
akibat gangguan pembuluh darah di otak. Bisa terjadi karena adanya gangguan
seperti stroke, diabetes bahkan hipertensi. Demensia Vaskuler dan Alzheimer
bisa terjadi sendiri-sendiri, ataupun bersamaan.
Demensia Vaskuler
gejala paling mudah dikenali pada gangguan emosi, perubahan kepribadian,
ketidakmampuan untuk mendapatkan informasi. Tapi yang paling sering dan banyak
dikeluhkan yaitu gangguan memori.
Jenis penyakit pikun ketiga
yaitu demensia lewy body yang terjadi akibat penggumpalan protein yang
abnormal.
Selanjutnya, jenis
penyakit pikun yang disebut demensia frontotemporal. Jenis demensia ini ditandai
dengan degenerasi sel otak bagian frontal dan temporal yg umumnya diasosiasikan
dengan kemampuan berbahasa, sehingga pikun jenis ini selain gangguan memori
juga terdapat kesulitan berbahasa. (Andi Weri Sompa adalah dokter Spesialis Saraf / Wakil Dekan 1 Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Makassar)