REKTOR UNISMUH Makassar, Dr H Abdul Rahman Rahim, didampingi Wakil Rektor III Muhammad Tahir, dan Wakil Rektor IV Saleh Molla, menerima beberapa orang perwakilan pengurus HMI, di Ruang Rektorat Lantai 17 Gedung Menara Iqra Kampus Unismuh Makassar, beberapa waktu lalu. (Foto: Nasrullah Rahim / Humas Unismuh Makassar)
-----
Senin, 31 Desember 2018
Rektor
Unismuh Sambut Baik Kedatangan Pengurus HMI
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Rektor Universitas Muhammadiyah
(Unismuh) Makassar, Dr Abdul Rahman Rahim, menyambut baik kedatangan beberapa
pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.
Rahman Rahim yang
didampingi Wakil Rektor III Dr Muhammad Tahir dan Wakil Rektor IV, Saleh Molla,
mengatakan, dirinya terbuka menerima kehadiran pengurus HMI yang menginginkan
adanya jalinan komunikasi yang baik, termasuk dalam menyikapi pernyataan Wakil
Dekan IV FKIP Unismuh Samsuriadi P Salenda tentang perkaderan IMM dan
perkaderan HMI.
Wakil Rektor III
Muhammad Tahir mengatakan, pernyataan Wakil Dekan IV FKIP Samsuriadi P Salenda
pada Perkaderan Baitul Arqam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang diadakan oleh
pengelola Asrama Mahasiswa KH Djamaluddin Amien (Asmadina) Unismuh Makassar, beberapa
waktu lalu, sebenarnya tidak bermaksud menyinggung organisasi Islam manapun,
termasuk HMI.
Samsuriadi pada perkaderan
tersebut mengatakan, “Syukur-syukur di sini, saya bilang di FKIP, kalau ada
anak HMI sudah ikut DAD (Darul Arqam Dasar, perkaderan dasar di IMM, red) baru
masuk HMI lagi, insya Allah tidak akan saya kasih lulus sampai hari kiamat.
Terserah kamu mau lulus atau tidak. Kalau kamu keberatan, keberatan saja. Kita
mau tegas. Ini rumah kita, bukan rumah negara, tapi Muhammadiyah punya ini.
Disini aturanta’ tidak bertentangan dengan aturan pemerintah.”
“Pernyataan Pak Samsuriadi
itu hanyalah sebuah bentuk doktrin yang biasa dilakukan dalam sebuah
pengkaderan, dan bukan cuma di IMM ada doktrim, tetapi juga di perkaderan
organisasi Islam lainnya pun juga sering ada doktrin,” kata Tahir.
Meskipun demikian,
katanya, pihak Rektorat Unismuh tetap merespons dengan sangat positif keinginan
kader HMI untuk meminta klarifikasi atas pernyataan Wakil Dekan IV FKIP Unismuh
tersebut dan menyatakan bahwa jika materi yang disampaikan oleh dosen Unismuh
di acara internal pengkaderan Baitul Arqam IMM ada yang merasa tidak nyaman
dengan pernyataan itu, maka pihak rektorat dengan tulus meminta maaf.
“Tapi sekali lagi kami
tegaskan bahwa pernyataan yang disampaikan Wakil Dekan IV FKIP Unismuh saat
memberikan materi pada perkaderan internal, sama sekali tidak bermaksud menyinggung
organisasi Islam lainnya di luar IMM,” kata Tahir.
Dia juga menyatakan
bahwa sampai sekarang tidak ada mahasiswa kader HMI yang tidak lulus mata
kuliah yang diampu oleh Samsuriadi, selama memang telah memenuhi syarat lulus.
“Juga belum pernah ada
mahasiswa yang melaporkan diri tidak diluluskan dalam mata kuliah yang
diajarkan oleh dosen yang bersangkutan, karena alasan kader HMI,” kata Tahir.
Wakil Rektor III
Unismuh juga menegaskan bahwa tidak ada diskriminasi keberadaan organisasi
Islam selain IMM di Unismuh Makassar, sepanjang aturan perguruan tinggi di
persyarikatan Muhammadiyah tidak dilanggar.
Di kampus Unismuh Makassar,
katanya, juga beberapa dosen yang merupakan kader HMI dan tidak ada masalah
selama mengikuti aturan yang berlaku dalam perguruan tinggi Muhammadiyah.
IMM,
HW, Tapak Suci
Pada kesempatan itu, mantan
Wakil Dekan III Fisipol Unismuh juga menyampaikan bahwa di perguruan tinggi
Muhammadiyah, hanya ada tiga organisasi Islam yang mendapatkan rekomendasi,
yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan (HW), dan perguruan
bela diri Tapak Suci Putra Muhammadiyah.
“Tetapi bukan berarti
mahasiswa dilarang ikut organisasi Islam di luar IMM. Hanya saja selain IMM, HW,
dan Tapak Suci, itu tidak direkomendasi oleh institusi,” tegas Tahir. (zak)