KAMPUNG KB. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel, Hj Rini Riatika Djohari, pada acara Pencanangan Dusun Buaka, Desa Kupa, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, sebagai Kampung KB, Senin, 11 Desember 2018 (ist)
-----
PEDOMAN
KARYA
Sabtu,
22 Desember 2018
Terbentuknya Kampung KB Percontohan se-Sulsel
Oleh:
Asnawin Aminuddin
(Pengurus
Ikatan Penulis Keluarga Berencana Sulsel)
Salut
atas adanya program dan upaya dari Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan, yang akan membentuk Kampung KB (Kampung Keluarga
Berencana) Percontohan pada setiap kabupaten dan kota se-Sulsel.
Kepala
Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel, Hj
Rini Riatika Djohari, mengatakan, pembentukan
Kampung KB Percontohan pada setiap kabupaten dan kota se-Sulsel itu diupayakan
terlaksana pada tahun 2019. Setelah itu, BKKBN Sulsel akan memilih satu Kampung
KB Percontohan Tingkat Provinsi Sulsel.
Pencanangan
Kampung KB tahun itu
akan difokuskan pada wilayah desa yang tergolong wilayah tertinggal, perbatasan, kepulauan,
program padat karya tunai dengan prioritas lokasi kampanye stunting,
dan wilayah sangat tertinggal.
“Dan
akan dibentuk satu Kampung KB Percontohan di setiap Provinsi. Pada tahun 2019, setiap kabupaten dan kota akan memiliki satu
Kampung KB percontohan,” tutur Rini.
Ia
menyampaikan program dan upaya tersebut dalam beberapa kesempatan, termasuk
saat memberikan kata sambutan pada acara Pencanangan Dusun
Buaka, Desa Kupa, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, sebagai Kampung KB, Senin, 11 Desember 2018.
Kampung
KB percontohan adalah
Kampung KB yang telah memenuhi prasyarat sesuai dengan panduan Kampung KB dan
ditujukan untuk menjadi rujukan bagi Kampung KB lain dalam hal pengelolaan dan
pengoptimalan segala potensi kampung.
Pembentukan
Kampung KB merupakan
salah satu upaya mendekatkan pelayanan Program Kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) kepada masyarakat dengan mengaktualisasikan delapan fungsi keluarga dan kegiatan integratif lintas
sektor dalam memberikan pelayanan kepada keluarga
“Tahun
2018 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Program
Kampung KB pascadicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 2016,” sebut Rini.
Belum Maksimal
Dalam
dua tahun pascapencanangan Kampung KB, katanya,
pelaksanaan kegiatan di Kampung KB belum maksimal.
Permasalahan utama yang ditemui di lapangan adalah tidak adanya kegiatan
lanjutan setelah pencanangan.
Rini
menyebut beberapa faktor penyebabnya, antara lain kurangnya
pemahaman pemangku kepentingan di setiap level akan konsep Kampung KB, tidak
adanya penggerak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam Kampung KB dan
kurangnya dukungan lintas sektor.
Menurut
dia, permasalahan dalam Kampung KB bukan hanya
terkait dengan BKKBN, melainkan juga meliputi
berbagai sector,
seperti pendidikan, kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, ekonomi, dan berbagai
permasalahan masyarakat lainnya,
sehingga keterlibatan lintas sektoral dan masyarakat setempat sangat
dibutuhkan.
“Saya
mengajak seluruh jajaran pemerintah daerah, mitra kerja, dan seluruh masyarakat
yang ada untuk bekerjasama dan bersinergi mensuksekan Kampung KB guna mencapai
tujuan bersama mensejahterakan seluruh masyarakat Indonesia,” kata Rini.
Sebanyak Mungkin
Ya,
kita tentu sangat berharap terbentuk sebanyak mungkin Kampung KB di Sulsel. Sebenarnya
sudah ada beberapa Kampung KB percontohan di Sulawesi Selatan, antara kain
Kampung KB di Desa Kalobba, Kecamatan Tellulimpoe,
Kabupaten Sinjai.
Juga
ada Kampung KB percontohan di Makassar, yaitu di Kelurahan
Pannampu, Kecamatan Tallo, serta Kampung di Kabupaten Gowa, yaitu di Desa
Bili-Bili,
Kecamatan Bontomarannu.
Sekadar
mengingatkan, Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW atau dusun yang
memiliki kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program Kependudukan,
Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan pembangunan sektor
terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan sistematis.
Kampung
KB dibentuk karena Program KB tidak lagi
bergema dan terdengar gaungnya
seperti pada era Orde Baru, juga untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara
melalui program KKBPK
serta pembangunan sektor
terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
Pembentukan
Kampung KB juga dilakukan karena penguatan program KKBPK
yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, dan untuk masyarakat
Terbentuknya
Kampung KB bertujuan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat
kampung atau yang setara melalui program KKBPK, serta pembangunan sektor terkait
lainnya dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
Secara
khusus, Kampung KB dibentuk untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan
berwawasan kependudukan selain untuk meningkatkan peran serta pemerintah, lembaga
non-pemerintah dan swasta
dalam memfasilitasi, mendampingi dan membina masyarakat untuk menyelenggarakan
program KKBPK dan pembangunan sektor terkait, juga.
Untuk
pembentukan Kampung KB dalam suatu wilayah, diperlukan tersedianya
data kependudukan yang akurat, dukungan
dan komitmen Pemerintah Daerah, serta partisipasi
aktif masyarakat.
Adapun
sasaran kegiatan yang merupakan subyek dan obyek
dalam pelaksanaan kegiatan
operasional pada Kampung KB, yaitu keluarga.pasangan usia subur (PUS), lanjut usia (lansia), remaja, serta keluarga yang memiliki
balita, keluarga yang memiliki
remaja, dan keluarga yang
memiliki lansia.
Sekali
lagi, kita berharap sebanyak mungkin Kampung KB di Sulsel dan terpilihnya
masing-masing satu Kampung KB percontohan pada setiap kabupaten dan kota di Sulsel.