“Yang kamu lihat itu
sagu yang dikemas dari anyaman daun sagu itu sendiri,” jawab saya. (Foto:
Berdikari Mappanyompa)
----
PEDOMAN KARYA
Kamis, 03 Januari 2019
Bahan
Dasar Makanan Paling Bergizi di Indonesia
Sewaktu saya posting
gambar ini, banyak teman yang bertanya, “apaan tuh?”. Pada sebuah kesempatan
saya membuka pembicaraan.
Saya jawab; “Itu bahan
dasar makanan paling bergizi di Indonesia, bahkan mungkin di dunia.” Saya
sedikit meninggikan suara.
“Kenapa demikian?”
tanya teman saya menegaskan dengan sedikit penasaran.
“Yang kamu lihat itu
sagu yang dikemas dari anyaman daun sagu itu sendiri,” jawab saya.
Namanya balabba, kata
saya melanjutkan. Saya jelaskan, satu balabba bisa dimakan oleh satu keluarga
sebanyak 4 orang untuk satu bulan.
“Hebatnya itu!” kata
teman saya.
“Harganya pun terbilang
murah. Waktu ke Pasar Sabbang, saya sempat menanyakan, harganya kisaran Rp55
ribu sampai Rp60 ribu. Bandingkan dengan beras rose emas di Jakarta yang 20 kg
seharga Rp230 ribu,” kataku.
Saya kemudian
mengatakan, bahwa inilah sebenarnya kekuatan ketahanan pangan nasional yang ada
disini, di daerahku.
Selanjutnya obrolan
berlanjut, “Tadi situ bilang paling bergizi”. Dia mengingatkan dengan sedikit
penasaan.
“Oh itu!” sahut saya.
Begini, kata saya
sambil memperbaiki posisi duduk, orang Palopo kalau mau menyajikan racikan
makanan ini yang dikenal dengan nama “kapurung”, haruslah menyiapkan beberapa
bahan terlebih dahulu.
“Yang mutlak adalah
sayuran, seperti sayur bayam merah, atau rebung, atau daun singkong, daging,
boleh juga ikan, ikannya apa saja bahkan teri sangat enak, cabe, asam asaman,
tikala, terasi bakar, dan.lain-lain,” sebut saya.
Saya kemudian
melanjutkan dengan mengatakan, semua yang saya sebutkan itu tentu kita sepakat
mengandung gizi dan mineral yang tinggi.
“Nah jawabannya disitu.
Varian sajian makanan ini banyak dan tergantung selera masing-masing,” jelas
saya.
Saya katakan, bagi kami
anak Palopo dirantau, ini merupakan makanan yang mempererat persaudaraan. Kalau
dalam sebulan tidak tersaji kan, pusing kepala.
Demikian saya menutup
pembicaraan singkat dengan teman pemerhati makanan itu. Semoga penasarannya
hilang.
Kepada saudara to
Palopo, jaga kelestarian pohon sagu. Inilah warisan tak ternilai dari moyang
kita. Tabe’ di’!
Berdikari
Mappanyompa
(Warga Jakarta, asal
Palopo, Sulsel)