IMBAUAN BUPATI. Sehubungan dengan terjadinya hujan deras, banjir, dan longsor tersebut, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, dan Bupati Takalar Syamsari Kitta, sama-sama mengeluarkan imbauan kepada warganya masing-masing, Selasa, 22 Januari 2019.
---------
Selasa, 22 Januari 2019
Hujan
Deras dan Banjir, Bupati Gowa dan Bupati Takalar Keluarkan Imbauan
- Banjir
dan Jembatan Ambruk di Gowa
- Banjir
Terparah di Canrego, Takalar
GOWA,
(PEDOMAN KARYA). Hujan deras yang mengguyur sejumlah
daerah di Sulsel, termasuk di Gowa dan Takalar, dua hari berturut-turut, Senin
dan Selasa, 21 dan 22 Januari 2019, mengakibatkan terjadi banjir dan longsor pada
sejumlah titik, serta sebuah jembatan ambruk.
Sehubungan dengan
terjadinya hujan deras, banjir, dan longsor tersebut, Bupati Gowa Adnan
Purichta Ichsan, dan Bupati Takalar Syamsari Kitta, sama-sama mengeluarkan
imbauan kepada warganya masing-masing, Selasa, 22 Januari 2019.
“Masyarakat Gowa &
sekitarnya yang Sy cintai.. Sy ingin infokan bahwa kondisi bendungan bili-bili
saat ini di tetapkan menjadi WASPADA karena ketinggian air sdh 101,36 mtr..
sehingga saat ini dilakukan pembukaan pintu air, yang tentu akan berdampak
Banjir yg cukup tinggi.. olehnya itu Sy menghimbau agar masyarakat mengungsi
dulu dari aliran Hilir bendungan bili-bili, sambil kita sama2 berdoa kpd Allah
SWT agar curah hujan normal kembali dan kita semua selalu dlm lindungan Allah
SWT.. Amiinnnn!”
Demikian imbauan Bupati
Gowa, Adnan Purichta Ichsan melalui akun instagramnya, sementara Bupati Takalar
Syamsari Kitta mengimbau warganya secara langsung melalui wartawan dan Kepala OPD
(Organisasi Perangkat Daerah) di kantornya.
“Kami menghimbau
seluruh warga tetap tenang. Saat ini kita tidak bisa menghindar dari banjir,
apalagi dengan dibukanya satu pintu Bendungan Bili-Bili. Saat ini, mari kita
bersama-sama aparat pemerintah untuk bersiap siaga, saling membantu untuk
mencegah jatuhnya korban nyawa dan harta benda,” kata Syamsari.
Mantan Anggota DPRD
Sulsel dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga meminta kepada warganya
untuk bersabar dan menerima bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten
Takalar.
“Mohon tetap bersabar.
Saat ini, pemerintah daerah sedang memikirkan langkah-langkah antisipatif
terhadap kemungkinan yang bisa terjadi,” kata Syamsari.
Banjir
dan Jembatan Ambruk di Gowa
Titik terparah banjir
di Kabupaten Gowa terjadi pada daerah sekitar Sungai Jeneberang yang terdapat Bendungan
Bili-bili.
Beberapa rumah kayu
bahkan sudah hanyut tarbawa air, sedangkan pada beberapa perumahan dan
perkampungan, tinggi air sudah mencapai sekitar lima meter sehingga warga
terpaksa mengungsi.
Sebuah jembatan bahkan
ambruk dan tak bisa lagi dilewati kendaraan, Selasa, 22 Januari 2019, akibat
banjir dan longsor. Jembatan tersebut menghubungkan Kecamatan Parangloe dengan Desa
Tana Karaeng, Kecamatan Manuju, yang lokasinya di samping Kantor Polsek Manuju.
Jembatan kembar yang
merupakan jembatan penghubung utama arus transportasi darat dari Makassar ke
arah selatan yang meliputi Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba,
Sinjai, dan Selayar, juga terpaksa sempat dibuka-tutup karena dikhawatirkan
ambruk setelah terjadi aliran air yang sangat besar hingga permukaan airnya
nyaris mencapai bagian bawah jembatan.
Banjir
Terparah di Canrego
Di Kabupaten Takalar, sejumlah
titik juga terkena banjir. Banjir terparah terjadi di Lingkungan Tana-tana dan Lingkungan
Bontonompo, Kelurahan Canrego, Kecamatan Polongbangkeng Selatan. Titik banjir
lain juga terjadi Dusun Salekowa, Desa Towata, Kecamatan Polongbangkeng Utara.
Selain itu, debit air
di Jembatan Pappa, Kecamatan Pattalassang, juga mulai naik. Konon, titik banjir
ini merupakan dampak dari pembukaan pintu Bendungan Bili-Bili di Kabupaten
Gowa. (Hasdar Sikki / Muhammad Amin)