“Percayaki’ kalau ada
orang yang pura’-pura’ cerai?” tanya Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat
ngopi pagi di warkop terminal.
“Kenapaseng ada orang
pura’-pura’ cerai. Untuk apa bedeng?” Daeng Nappa’ balas bertanya.
------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 10 Januari 2019
Obrolan Daeng Tompo’
dan Daeng Nappa’:
Pura’-pura’
Cerai
“Percayaki’ kalau ada
orang yang pura’-pura’ cerai?” tanya Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat
ngopi pagi di warkop terminal.
“Kenapaseng ada orang
pura’-pura’ cerai. Untuk apa bedeng?” Daeng Nappa’ balas bertanya.
“Untuk mengamankan
tabungan di bank dan harta bendanya,” kata Daeng Tompo’.
“Bagaimana ceritana,
tidak mengertika’?” tanya Daeng Nappa’.
“Kalau ada koruptor
kaya raya ditangkap KPK misalnya, maka dia bisa segera menggugat cerai
isterinya dengan berbagai alasan, misalnya karena sang isteri selingkuh,” tutur
Daeng Tompo’.
“Terus,” tukas Daeng
Nappa’.
“Kalau suami yang gugat
cerai isteri, maka sang isteri akan mendapat bagian lebih besar dari pembagian
harta gono-gini. Jadi kalau si suami yang koruptor akhirnya dipenjara dan disita
harta bendanya, itu tidak masalah, karena sebagian besar hartanya yang
berpindah ke tangan isteri, itu sudah aman,” jelas Daeng Tompo’.
“Pintarna itu di’?”
tukas Daeng Nappa’.
“Ah, kita’ itu. Daeng
Nappa’, kukasittaukki’ na, para koruptor itu memang pintar dan banyak akalna,”
kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.
“Kayak Abunawas itu kau-e,”
kata Daeng Nappa’ lalu tertawa.
“Baa,” kata Daeng Tompo’
lalu keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Rabu, 10 Januari 2018