----
PEDOMAN KARYA
Ahad, 03 Februari 2019
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Do’a
Pak Kiyai untuk Capres
“Nontonki itu video do’a
seorang kiyai sepuh untuk capres (calon presiden) petahana?” tanya Daeng Nappa’
kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.
“Tidak. Belum sempatka’
ini buka-buka medsos,” jawab Daeng Tompo’.
“Aih, ketinggalanki’
lagi kita’ Daeng Tompo’,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.
“Sibuk sekalika’ belah.
Bagaimana ceritanya?” tanya Daeng Tompo’.
“Ada acara di sebuah
pesantren. Presiden hadir. Pada penutup acara, seorang kiyai sepuh diminta
berdo’a,” kata Daeng Nappa’.
“Terus,” tukas Daeng
Tompo’.
“Maka berdo’alah Pak
Kiyai, termasuk mendo’akan capres untuk memimpin negeri ini, tapi Pak Kiyai
menyebut nama capres penantang dalam do’ana, bukan menyebut nama capres
petahana yang duduk pas di sebelah kirina,” tutur Daeng Nappa’.
“Ih, matemija. Jadi?”
tanya Daeng Tompo’ penasaran.
“Selesai pembacaan
do'a, seorang ketua umum parpol mendatangi Pak Kiyai, lalu Pak Kiyai kembali
berdo’a, tapi salah sebutki lagi Pak Kiyai, nasebutki lagi nama capres
penantang, barumi setelah itu nasebutki nama capres petahana dan minta maaf,”
papar Daeng Nappa’.
“Kodong, kamasena itu,’
ujar Daeng Tompo’.
“Tadi malam di pos
ronda, Daeng Ila’ bilang, inimi barangkali yang disebut do’a yang tertukar,”
ungkap Daeng Nappa’.
“Ada tiga kemungkinan.
Pertama, do’a itu tulus dari dalam hati Pak Kiyai. Kedua, mungkin juga Pak
Kiyai lupa atau salah sebut karena memang sudah terlalu sepuh,” kata Daeng
Tompo’.
“Ketiga?” tukas Daeng
Nappa’.
“Ketiga, mungkin ini
bentuk intervensi Allah, sehingga do’a yang seharusnya ditujukan untuk capres
petahana, beralih ke capres penantang,” tutur Daeng Tompo’.
“Berarti cocokmi itu
tawwa nabilang Daeng Ila'’, do’anya Pak Kiyai tertukar karena ada intervensi
dari Yang Maha Kuasa,” kata Daeng Nappa’.
“Baa, cocokmi itu
barangkali,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum. (asnawin)
Pallangga, Ahad pagi,
03 Februari 2019