PESERTA
TERBAIK. Peserta terbaik pertama, Asnawin Aminuddin (ketiga
dari kanan), peserta terbaik kedua, Dani (ketiga dari kiri), dan peserta
terbaik ketiga, Aslam (kedua dari kiri), foto bersama Sekretaris BPH Unismuh
Mawardi Pewangi (kedua dari kanan), Kepala Tata Usaha AKSI Unismuh H Rusdi
(paling kanan), dan instruktur Irwani Pane Institute, Aly Anwar, pada acara
penutupan Workshop Pelayanan Prima “Service Blueprint Journey”, di Kampus
Unismuh Makassar, Rabu, 13 Februari 2019. (Foto: Rusdi)
------
Rabu, 13 Februari 2019
Operator
Wartawan Unismuh Peserta Terbaik Workshop Pelayanan Prima
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Operator wartawan Akademik Kemahasiswaan
dan Sistem Informasi (AKSI) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar,
Asnawin Aminuddin, terpilih sebagai peserta terbaik Workshop Pelayanan Prima “Service
Blueprint Journey” yang berlangsung selama tiga hari di Kampus Unismuh Makassar,
Senin – Rabu, 11-13 Februari 2019.
Sebelum terpilih
sebagai terbaik, Asnawin juga disepakati oleh puluhan peserta sebagai kepala suku
atau ketua kelas workshop yang digelar Unismuh Makassar bekerja sama Irwani
Pane Institute.
Peserta terbaik kedua dalam
workshop ini yaitu Dani (staf Sekretariat), dan peserta terbaik ketiga Aslam
(staf Program Pascasarjana).
Hadiah kepada para
peserta terbaik diserahkan Bendahara Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh, Drs
Mawardi Pewangi MpdI, disaksikan Kepala Tata Usaha AKSI Unismuh H Rusdi, dan
instruktur Irwani Pane Institute Aly Anwar, serta para peserta workshop lainnya.
Setelah menyerahkan
hadiah kepada peserta terbaik, Mawardi Pewangi mengingatkan tentang kultur
kerja pada amal usaha Muhammadiyah, termasuk di Unismuh Makassar.
“Kultur kerja di amal
usaha Muhammadiyah antara lain kultur religius berdasarkan iman dan ikhlas.
Salah satu ciri orang yang ikhlas dalam bekerja yaitu selalu gembira, selalu
bahagia, sehingga selalu lima S, yakni salam, sapa, senyum, sopan, dan santun,”
kata Mawardi.
Kultur kerja kedua,
lanjut Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Unismuh yang juga Wakil Ketua Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Sulsel, yaitu disiplin waktu, disiplin kerja, dan disiplin
organisasi.
“Yang berikut adalah
kultur keteladanan atau akhlak. Satu keteladanan lebih baik dibandingkan seribu
nasehat. Aturan itu susah ditegakkan kalau kita tidak bisa memberikan
keteladanan,” kata Mawardi.
Selanjutnya, kata dia,
yaitu kultur kreativitas atau inovasi, serta kultur kebersihan, keindahan,
keamanan, dan ketertiban. (zak)