CALEG DPR RI dari PKS Dapil Sulsel 1, Isradi Zainal (berdiri, kedua dari kanan), tampil sebagai salah seorang pembicara pada Seminar Internasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), di Novotel Hotel Balikpapan, Kamis, 14 Maret 2019. (ist)
-----
PEDOMAN KARYA
Jumat, 15 Maret 2019
Caleg
PKS Sulsel Bicara pada Seminar Internasional K3
Isradi
Zainal: Masukkan K3 dalam Kurikulum Sekolah dan Kampus
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Calon legislator (Caleg) DPR RI dari
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dapil Sulsel 1, nomor urut 4, Isradi Zainal
tampil sebagai salah seorang pembicara pada Seminar Internasional Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dengan tema “The Implementation Of Occupational Safety
and Health (OSH) Nowadays and In The Future (Industrial Era 4.0)”, di Novotel
Hotel Balikpapan, Kamis, 14 Maret 2019.
Isradi
Zainal tampil sebagai pembicara dalam kapasitasnya sebagai Ketua Asosiasi
Perusahaan Jasa Keselamatan & Kesehatan Kerja (APJK3) Nasional dan Ketua Komisi
II (Komunikasi, Informasi dan Edukasi K3) Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Nasional (DK3N).
Pembicara lain pada
seminar internasional yang digelar oleh PT Pertamina Refinery Unit (RU) V
Kalimantan itu, ialah Gubernur Kaltim Dr Isran Noor, Direktur ILO Chapter Indonesia
& Timor Leste Michiko Miyamoto, VP HSSE Upstream Pertamina Ir Nepos MT
Pakpahan, serta Marketing For APAC Geoffrey James Way.
Kegiatan ini merupakan
penutup rangkaian acara bulan K3 Nasional 2019. Bulan K3 dimulai 11 Januari
2019 dengan berbagai kegiatan salah satunya Balikpapan Fire & Rescue
Challenge (BFRC) 2019 yang ditutup 14 Maret 2019.
Dalam pemaparannya,
Isradi meminta agar Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970, dan UU Nomor 13 Tahun
2003, dijadikan sebagai rujukan. Hal itu dianggap penting karena tujuan ber-K3
adalah untuk budaya keselamatan dan kesehatan kerja dan perilaku dasar keamanan
(behavior basic safety). Dia juga berharap agar egok sektoral kementerian tidak
dilakukan lagi.
“Untuk implementasi K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) di Indonesia, saya menyarankan agar K3 tidak saja
diterapkan untuk perusahaan dan tempat kerja, akan tetapi juga dalam kehidupan
sehari-hari, di bangku sekolah maupun di perguruan tinggi. Strateginya dengan
memasukkan basic safety and health ke
dalam kurikulum,” tutur Isradi.
Terkait dengan industri
4.0, Isradi mengharapkan agar perusahaan mempersiapkan diri dengan investasi
digital dan sinergi dengan praktisi dan perguruan tinggi untuk bersinergi dalam
mempersiapkan tenaga kerja yang paham teknologi dan industri 4.0.
“Untuk membatu
mewujudkan Indonesia berbudaya K3, sebaiknya dibuat sistem manajemen keselamatan,
kesehatan, keamanan dan kesejahteraan kota,” kata Isradi. (met)