Rabu, 27 Maret 2019
KISAH
Ingin Belajar
Kungfu, Disuruh Jadi Juru Masak
Dalam sebuah kisah pondok perkungfuan,
dikisahkan ada seorang pemuda yang hendak belajar kungfu. Datanglah dia pada
sebuah perguruan kungfu. Dia menghadap gurunya dan berkata, “Guru, ajarilah
saya kungfu!”
Sang guru menerima dia menjadi murid,
namun keesokan harinya sang guru menugaskan dia menjadi juru masak perguruan.
Sambil menyerahkan sebuah cerobong kecil yang terbuat dari besi kasar beliau
berkata, “Tugasmu menjadi juru masak dan setiap engkau meniup api dengan
cerobong besi ini, tekan dan remas dengan kuat cerobong ini. Aku akan
mengajarkan kungfu jika cerobong ini sudah halus dan bayanganku terlihat
jelas.”
Bertahun-tahun berlalu. Sang murid mulai
tak sabar terus-terusan menjadi juru masak. Setiap tahun dia menanyakan kapan
dia belajar kungfu, namun sang guru tetap mengatakan sampai cerobong besi itu
halus.
Sampai akhirnya dia menunjukkan cerobong
besi yang sudah halus itu pada gurunya. Sang guru tersenyum dan berkata,
“Sekaranglah saatnya. Aku akan mengajarkan kepadamu ilmu yang penting, tetapi
carikan dulu aku bambu yang paling keras di hutan.”
Maka berangkatlah sang murid ke hutan. Ia
meremas setiap bambu yang ditemuinya di hutan itu. Herannya tak satu pun dari
bambu-bambu itu yang didapatkannya cukup keras. Sampai sore hari pun dia tak
menemukan bambu yang keras di hutan itu.
Akhirnya sang murid itu pulang dengan
tangan hampa. Dengan kelelahan dia berkata pada gurunya, “Guru, maafkan saya.
Saya sudah mencari ke mana-mana, tetapi ternyata tidak ada bambu yang keras di
hutan. Besok saya akan pergi ke hutan lain untuk mencarinya.”
Sang guru tersenyum sambil berkata,
“Muridku, saat ini engkau telah menguasai dua hal. Yang pertama kesabaran dan
yang kedua adalah jurus tangan peremuk tulang. Siapa pun lawanmu, engkau bisa
meremukkan tulangnya dalam sekejap. Jadi, saat ini engkau sudah menjadi salah
satu pesilat tangguh dan sukar dikalahkan. Namun, bukan cuma itu. Engkau juga
telah melatih kesabaranmu yang akan membantumu untuk bisa mempelajari ribuan
jurus-jurus lainnya.”
“Sekarang saatnya aku mengajarkan ilmu
rahasia kepadamu. Ilmu ini tolong jangan diajarkan kepada siapa pun selain yang
berhak dan berhati bersih.”
Pemuda itu bertanya, “Apa ilmu rahasia itu
guru?”
Sang Guru mengeluarkan gulungan kertas
dari peti di sebelahnya. Dia bilang kepada muridnya. “Nah, kau bukalah kertas
itu pelan-pelan. Di situ tertulis rahasia ilmu kungfu.”
Sang murid deg-degan membuka gulungan
kertas, sambil gemetar dia baca tulisan di kertas itu dan melihat begitu banyak
gambar berisi gerakan jurus-jurus bela diri. (Dikisahkah ulang oleh Asnawin
Aminuddin)