Nasib sial menimpa Fadil. Anak laki-laki umur delapan tahun ini ditabrak oleh seorang pengendara sepeda motor di depan sekolahnya, SD Negeri Bontonompo, Kelurahan Canrego, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, pada Sabtu pagi, 09 Maret 2019. (Foto: Hasdar Sikki / PEDOMAN KARYA)
----------
PEDOMAN KARYA
Senin, 11 Maret 2019
Murid
SD Bontonompo Takalar Ditabrak, Pihak Sekolah Tidak Peduli
Nasib sial menimpa Fadil.
Anak laki-laki umur delapan tahun ini ditabrak oleh seorang pengendara sepeda
motor di depan sekolahnya, SD Negeri Bontonompo, Kelurahan Canrego, Kecamatan
Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, pada Sabtu pagi, 09 Maret 2019.
Akibat kejadian
tersebut, tulang bahu kiri Fadil patah dan terpaksa mendapat perawatan khusus
di RSUD Padjonga Dg Ngalle, Takalar. Ironisnya, pihak sekolah terkesan tidak
peduli terhadap kejadian yang menimpa Fadil, muridnya yang duduk di bangku
kelas dua.
Kejadian itu berawal
saat Fadil memanfaatkan waktu istirahat untuk jajan membeli minuman pada salah
satu kios yang berada di seberang jalan di depan sekolahnya. Namun saat hendak
menyeberang, tiba-tiba seorang pengendara sepeda motor tanpa sengaja
menabraknya dan Fadil langsung tersungkur di tepi jalan.
Melihat kejadian
tersebut, sejumlah warga kemudian berdatangan hendak menolong Fadil, tetapi
Fadil tiba-tiba berdiri dengan raut wajah ketakutan dan langsung berjalan masuk
ke pekarangan sekolahnya.
Orang yang menabraknya
yang ternyata seorang tentara, kemudian mengikuti Fadil masuk ke pekarangan
sekolahnya untuk memastikan bagaimana kondisi anak tersebut setelah tertabrak
dan jatuh di jalanan. Namun orang yang menabraknya tersebut kemudian pergi
setelah salah seorang guru mengatakan Fadil tidak apa-apa dan mempersilakan
dirinya pergi.
Setelah orang yang menabraknya
pergi, barulah Fadil meringis kesakitan sambil tetap duduk di koridor sekolah.
Meskipun demikian, tak ada satu pun guru yang mendatanginya untuk menanyakan
keadaannya.
Ketika jam pelajaran
sudah selesai, Fadil didekati oleh adiknya, Fadlan, dan sepupunya Anugrah
(keduanya duduk di bangku kelas satu) yang biasanya mereka bertiga diantar-jemput
ke sekolah dengan sepeda motor oleh Fatimah Daeng Mammeng, ibu dari Anugrah.
Tak lama kemudian, datanglah
Daeng Mammeng untuk menjemput ketiganya, tetapi dia langsung kaget setelah melihat
Fadil meringis kesakitan. Anugrah kemudian menyampaikan kepada ibunya bahwa Fadil
ditabrak sepeda motor.
Daeng Mammeng lebih
kaget lagi setelah Fadil berteriak kesakitan saat hendak dibimbing berdiri.
Daeng Mammeng kemudian membawa Fadil, Fadlan, dan Anugrah pulang ke rumahnya.
Sesampai di rumahnya, ternyata Fadil makin merasa kesakitan.
Bersama Aisyah Daeng Mo’ming
(neneknya Fadil dari pihak ibunya), Daeng Mammeng kemudian membawa Fadil untuk
berobat di Puskesmas Polongbangkeng Selatan, namun pihak Puskesmas kemudian
menyarankan agar Fadil langsung dibawa ke RSUD Padjonga Dg Ngalle Takalar untuk
difoto (rontgen).
Setelah difoto, pihak RSUD
Takalar menyampaikan bahwa Fadil mengalami patah tulang bahu kiri. Pihak rumah
sakit kemudian menyarankan kepada keluarga Fadil agar mengurus laporan laka-lantas (kecelakaan lalu lintas) di kantor polisi, karena BPJS tidak menanggung
biaya pengobatan untuk kecelakaan lalu lintas.
Pihak rumah sakit
menjelaskan bahwa keterangan laka-lantas dari pihak kepolisian diperlukan untuk
mempermudah biaya pengobatan Fadil dari Jasa Rahardja.
Proses untuk mendapat
laporan polisi ternyata tidak mudah, karena pihak Polantas Takalar membutuhkan
bukti dan saksi di tempat kejadian perkara (TKP), namun akhirnya laporan polisi
terbit dan proses pembiayaan untuk Fadil dari Jasa Rahardja pun dapat terlayani.
Datang
Membantu
Di pihak lain, orang
yang menabrak Fadil yang ternyata seorang tentara bernama Ridwan Daeng Mile, langsung
mendatangi dan membantu keluarga Fadil untuk proses pengobatan dan berbagai
urusan lain yang terkait dengan pengobatan tersebut.
“Saya memang menunggu-nunggu
kabar mengenai keadaan nakda Fadil, karena pada saat tabrakan saya melihat dia
agak kesakitan, tapi karena ada guru yang mengatakan Fadil tidak apa-apa dan
mempersilakan saya melanjutkan perjalanan, akhirnya saya pergi melanjutkan
perjalanan. Setelah saya mendengar kabar bahwa Fadil ternyata dibawa ke rumah
sakit, saya langsung datang untuk membantunya,” tutur Daeng Mile.
Pernyataan Daeng Mile dibenarkan
oleh Daeng Mammeng dan pihak keluarga Fadil pun menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan rasa tanggungjawab Daeng Mile.
Tidak
Peduli
Adapun pihak sekolah,
tampaknya mereka kurang peduli terhadap nasib yang menimpa Fadil, padahal notabene
Fadil adalah salah seorang murid di SD Negeri Bontonompo, Canrego.
Pihak keluarga kecewa
karena pihak sekolah tidak langsung memberi perhatian seusai Fadil mengalami
kecelakaan dan juga membiarkan Fadil terbaring di koridor sekolah tanpa ada
satu pun guru dan juga kepala sekolah untuk sekadar menanyakan keadaannya.
Selain itu, ketika
pihak kepolisian datang ke TKP untuk mencari bukti dan saksi, ternyata tak ada
satu pun guru dan juga kepala sekolah yang mau menjadi saksi, padahal aparat
kepolisian hanya butuh saksi untuk membuat laporan laka-lantas.
Pihak sekolah malah
mempersoalkan adanya postingan di Facebook (grup Kabar Takalar) mengenai
kejadian tersebut.
Kepala Sekolah SD
Negeri Bontonompo, Ridwan Daeng Rewa, yang dihubungi melalui sambungan telepon
selulernya dan juga melalui WhatsApp tidak memberikan respons. (Hasdar Sikki)