WARTAWAN senior, mantan pengurus PWI Sulsel dan mantan Ketua PWI Sulbar, Andi Sanif Atjo (kiri) foto bersama Pemred Majalah Pedoman Karya, Asnawin Aminuddin, pada tahun 2015 di Makassar, Andi Sanif Atjo meninggal dunia di Makassar, Jumat malam, 15 Maret 2019. (ist)
------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 17 Maret 2019
Selamat Jalan Wartawan Senior Andi Sanif Atjo
(Wartawan
Senior / Mantan Pengurus PWI Sulsel)
Selamat
jalan saudaraku yang baik, H Andi Sanif Atjo. Salah seorang wartawan senior itu
telah berpulang keharibaan Sang Khalik, Tuhan Yang Maha Esa, Jumat malam, 15
Maret 2019. Almarhum dimakamkan di Pekuburan Islam Sudiang Makassar, Sabtu, 16
Maret 2019.
Pertemuan sekaligus perkenalan saya dengan Andi Sanif Atjo terjadi di rumah H Hormansyah Tahir Gega, di Jl Korban 40.000 Jiwa, Makassar, yang juga dijadikan Kantor Redaksi Surat Kabar Mingguan Pos Makassar, akhir tahun 1980-an.
Bapak
Rahman Arge sebagai Pemimpin Umum Surat Kabar Minggu
Pos Makassar, Andi Tonra Mahie sebagai
Pimpinan Redaksi, serta H Tahir Gega sebagai Pemimpin Perusahaan.
Ketika itu almarhum Andi Sanif Atjo sebagai reporter desk pemerintahan dan Hankam,
sedangkan saya reporter desk kota.
Selanjutnya kami (saya dan Andi Sanif Atjo) menjadi Anggota
PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) setelah tiga tahun jadi wartawan. Setelah empat
tahun menjadi Anggota Muda PWI, kami terpilih menjadi Pengurus Pleno PWI
Sulsel. Andi Sanif Atjo menjadi Ketua Seksi Hankam dan saya sebagai Ketua Seksi
Budaya dan Film.
Beberapa tahun kemudian, kami menjadi Anggota Biasa PWI. Andi Sanif Atjo kemudian terpilih sebagai Wakil Ketua PWI Sulsel Bidang Pembelaan Wartawan, dan saya sebagai Wakil Sekretaris II.
Sekitar 20 tahun lebih saya dan Andi Sanif Atjo bersama-sama
di SKM Pos Makassar. Banyak suka dan
duka kami lewati dan rasakan. Sebagai wartawan Pos Makassar, saya sangat akrab dengan almarhum.
Beliau sebagai kakak bahkan menjadi ayah dalam menyelami kepribadian
saya. Demikian pula saya terhadap beliau. Andi Sanif adalah orang yang sangat
menghargai semua teman dengan pendekatan yang humanis dan keagamaan.
Almarhum memiliki prinsip dalam mengemban kebenaran. Beliau
sangat tegar mempertahankan prinsipnya dalam mengemukakan pendapatnya dalam
setiap rapat atau pembicaraan sehari-hari. Bukan hanya di dunia kewartawanan
dan PWI saja, melainkan juga pada organisasi kemasyarakatan lainnya.
Selama menjalankan profesonya sebagai wartawan, Andi Sanif sangat energik dan pantang menyerah memburu berita kasus yang memerlukan investigasi.
Sebagai wartawan bidang Hankam, almarhum sangat aktif di
Kodam XIV/Hasanuddin (dulu kodam VII/Wirabuana) dan Polda Sulsel, sehingga
tidak heran kalau sangat akrab dengan beberapa Panglima Kodam dan Kapolda yang
pernah bertugas di daerah ini.
Setelah Menteri Penerangan Yunus Yosfiah mempermudah untuk
mendapat izin mendirikan media cetak, H Andi Sanif bersama saya mendirikan
Majalah Figur. Beliau sebagai
Pemimpin Umum dan saya Pemimpim Redaksi-nya. Beberapa tahun kami kelola majalah
ini.
Setelah Sulawesi Barat terbentuk, Ketua PWI Pusat waktu itu, H
Tarman Azzam (almarhum) meminta Andi Sanif sebagai putra daerah untuk menjadi
Ketua PWI Cabang Sulbar. Jabatan ini diembannya selama dua periode. Majalah Figur akhirnya tidak terbit karena
kesibukan kami masing-masing.
Sosok Ando Sanif yang humanis dan agamis itu sering membantu
teman-teman, baik materil maupun nonmateril kepada semua orang dan terutama
bagi pribadi saya.
Selamat jalan saudaraku, kakandaku sekaligus ayah. Semoga
Allah SWT memberikan balasan yang mulia, yakni dimasukkan ke dalam surga. Aaamiiinn...!!!