“Ededeh, macet di
mana-mana,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop pasar
tua.
“Ini hari kan, kampanye
akbar-na tawwa Capres petahana,” kata Daeng Tompo’. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
-------
PEDOMAN KARYA
Minggu, 31 Maret 2019
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Terpaksa
Kubalaski Juga dengan Salam Dua Jari
“Ededeh, macet di
mana-mana,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop pasar
tua.
“Ini hari kan, kampanye
akbar-na tawwa Capres petahana,” kata Daeng Tompo’.
“Tadi ini kan saya naik
motor dari luar kota. Banyak sekali kendaraan pribadi, kendaraan terbuka,
kendaraan umum, terutama pete’-pete’, yang mengarah dari daerah selatan,”
ungkap Daeng Nappa’.
“Berarti ada pengerahan
massa dari luar kota,” kata Daeng Tompo’.
“Tapi sebagian besar
pete’-pete’ warna merah yang dari luar kota itu, kosongi penumpangna. Rata-rata
dua sampai lima orangji, itu pun sudah termasuk sopirna,” ungkap Daeng Nappa’.
“Ada nabawa bendera parpol
atau bendera Capres-cawapres itu penumpang pete’-peteka?” tanya Daeng Tompo’.
“Bawa semuaji bendera
parpol, tapi sedikit sekaliji yang mengacungkan jari, malah ada remaja
laki-laki yang mengacungkan salam dua jari, jari telunjuk sama jempolna dari
dalam pete’-pete’,” papar Daeng Nappa’.
“Lucuna itu. Massa
kampanye akbar Capres petahana itu kan seharusnya mengacungkan satu jari, tapi
ini malah salam dua jari,” tukas Daeng Tompo’.
“Yang jelas begitu yang
sempat kuliat, jadi terpaksa kubalaski juga dengan salam dua jari,” kata Daeng
Nappa’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Ahad, 31 Maret 2019