“Nabilang
itu Caleg ka, latar belakang pendidikan seseorang itu penting diketahui,
sebagai salah satu penguatan. Kedua, bagaimana penguasaan bahasa asing-na,
terutama Bahasa Inggris. Ketiga, seberapa sering dia berbicara di forum-forum
internasional,” tutur Daeng Tompo’.
“Aih,
kalau itu ukuranna, sessami itu presidenta’ kodong,” kata Daeng Nappa’.
-----
PEDOMAN KARYA
Rabu, 03 April 2019
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Bagaimanakah
Itu Caranya Kita’ Menilai Kecerdasan Presiden?
“Tadi
malam di warkop perbatasan kota, ada mahasiswa berdiskusi dengan salah seorang
Caleg DPR RI,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi pagi di teras
rumah Daeng Nappa’.
“Apa
nabahas?” tanya Daeng Nappa’.
“Itu
mahasiswayya bertanya,” kata Daeng Tompo’.
“Apa
pertanyaanna?” tukas Daeng Nappa’.
“Nabilang,
bagaimanakah itu caranya kita’ menilai kecerdasan seorang presiden?” tutur
Daeng Tompo’.
“Jadi
apa nabilang itu Caleg ka?” tanya Daeng Nappa’.
“Nabilang,
yang pertama, kita liat dulu, dimana dulu dia sekolah, dimana kuliah, dimana
sekarang teman-teman kuliahna dulu, apakah mereka sering bikin acara reuni?”
tutur Daeng Tompo’.
“Apa
hubunganna?” tukas Daeng Nappa’.
“Nabilang
itu Caleg ka, latar belakang pendidikan seseorang itu penting diketahui,
sebagai salah satu penguatan. Kedua, bagaimana penguasaan bahasa asing-na,
terutama Bahasa Inggris. Ketiga, seberapa sering dia berbicara di forum-forum
internasional,” tutur Daeng Tompo’.
“Aih,
kalau itu ukuranna, sessami itu presidenta’ kodong,” kata Daeng Nappa’.
“Kita’
itu yang bilang nah, bukan saya,” kata Daeng Tompo’ sambil tertawa dan keduanya
pun tertawa-tawa. (asnawin)
Rabu,
03 April 2019