“Kenapakah itu undangan
pemilih terlambat diantar? Mencurigakanna,” kata Daeng Nappa’.
“Itumi juga kutanyaki
anggota KPPS-ka, bilang kenapa terlambat diantar itu Surat Pemberitahuan
Pemungutan Suara kepada Pemilih yang Model C6-KPU?” tutur Daeng Tompo’. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
-----
PEDOMAN KARYA
Selasa, 16 April 2019
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Kenapakah
Itu Undangan Pemilih Terlambat Diantar?
“Adami undanganta’?”
tanya Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop terminal.
“Undangan apa?” Daeng
Tompo’ balik bertanya.
“Undangan untuk pemilih
Pemilu,” jawab Daeng Nappa’.
“Sampai tadi pagi belum
adapi, tidak tau’mi kalau sekarang, mudah-mudahan adami,” kata Daeng Tompo’.
“Kenapakah itu undangan
pemilih terlambat diantar? Mencurigakanna,” kata Daeng Nappa’.
“Itumi juga kutanyaki
anggota KPPS-ka, bilang kenapa terlambat diantar itu Surat Pemberitahuan
Pemungutan Suara kepada Pemilih yang Model C6-KPU?” tutur Daeng Tompo’.
“Jadi apaji nabilang?”
tanya Daeng Nappa’.
“Nabilang sebenarna
sudah siapmi diantar ke rumah warga, tapi ada beng penyampaian dari Kantor Desa
untuk tidak mengantarkan Surat Model C-6 KPU sebelum ada perintah dari atas,”
papar Daeng Tompo’.
“Dari atas mana?”tanya
Daeng Nappa’.
“Nabilang itu petugas
KPPS-ka, pokoknya dari atas. Makanya rata-rata terlambatki itu diedarkan
undanganta’ semua,” kata Daeng Tompo’.
“Makanya perlu
ditanyakan ini, kenapa sampai diperlambat pengedaran undangan kepada pemilih,” kata
Daeng Nappa’.
“Curiga boleh, tapi
janganki’ tawwa menuduh,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.
“Tidak memangtong,”
ujar Daeng Nappa’ juga sambil tersenyum. (asnawin)
Selasa, 16 April 2019