Ustadz Nasrun membawakan ceramah tarwih di Masjid Baitul Mu’min Kompleks Perumahan Berlian Indah Pallangga, Desa Jenetallasa, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Senin, 13 Mei 2019. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
-----
PEDOMAN KARYA
Senin, 13 Mei 2019
KISAH:
Celakalah
Kamu Selalu Kenyang
Suatu hari,
Abdullah Abubakar melakukan perjalanan ke Tanah Suci untuk melaksanakan
ibadah haji. Ia membawa uang sebanyak 500 dinar. Dalam
perjalanan, ia menemui seorang wanita setengah baya yang tengah mencuci bangkai
itik. Abdullah Abubakar pun singgah dan bertanya kepada wanita tersebut.
“Wahai saudaraku, apa yang kamu lakukan. Bukankah itu
bangkai itik yang kamu cuci?” tanya Abdullah Abubakar.
“Benar,” jawab wanita itu.
“Mengapa kamu melakukan hal itu? Bukankah bangkai
itu haram untuk dimakan?” tanya Abdullah Abubakar.
“Benar,” jawab wanita itu.
Abdullah
Abubakar kemudian mengajukan pertanyaan yang sama dan karena didesak, wanita
itu kemudian terpaksa menceritakan tentang dirinya dan apa yang tengah
dilakukannya.
“Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu. Saya
terpaksa menceritakan tentang diriku, karena kamu mendesakku,” kata wanita itu.
Wanita itu
mengatakan bahwa sebenarnya ia adalah keturunan Ali bin Abi Thalib. Ia seorang
janda yang tidak punya pekerjaan tetap dan harus menghidupi empat orang
anaknya.
“Hari ini adalah hari keempat kami kelaparan. Kalau
kami tidak makan, saya khawatir kami akan mati kelaparan, maka saya merasa
memakan bangkai itik ini sudah halal bagi kami agar kami tidak mati kelaparan,” ungkap wanita itu.
Mendengar
penuturan wanita itu, Abdullah Abubakar langsung memarahi dirinya dan berkata
dalam hati.
“Wahai Abdullah Abubakar, celakalah kamu selalu
kenyang, sementara ada saudaramu yang kelaparan,” kata Abdullah Abubakar dalam hatinya.
Saat itu juga, ia mengeluarkan semua
uang yang dibawanya untuk berangkat haji sebesar 500 dinar dan menyerahkan
semuanya kepada wanita itu.
“Ambillah uang ini dan pulanglah ke keluargamu.
Manfaatkanlah uang ini sebaik-baiknya, mudah-mudahan kamu dan keluargamu tidak
kelaparan lagi,” kata Abdullah Abubakar.
Setelah itu, ia pulang kembali ke
kampung halamannya dan membatalkan niatnya berangkat ke Tanah Suci untuk
melaksanakan ibadah haji. Setiba di kampung halamannya, ia disambut gembira oleh keluarga dan
handai-taulan dengan penuh sukacita.
Abdullah
Abubakar merasa heran, apalagi setelah beberapa sahabat menceritakan bahwa ia
beberapa kali bertemu dengan dirinya saat melaksanakan ibadah haji.
Pada malam
hari, ia pun bermimpi didatangi oleh Rasulullah Muhammad SAW.
“Kamu tidak perlu heran wahai Abdullah Abubakar.
Sayalah yang mendoakanmu sehingga Allah memerintahkan malaikat untuk
menghajikanmu dengan menyerupakan wajahnya dengan wajahmu, karena kamu telah
menolong keturunanku dari kesulitan,” kata Rasulullah Muhammad SAW dalam mimpi Abdullah Abubakar.
***
Pelajaran yang
dapat diambil dari kisah ini, jangan pernah mengeluh apabila ditimpa kesusahan,
termasuk kemiskinan. Dan jangan pula menceritakan apalagi mengumbar tentang kesulitan
hidup yang kita alami kepada orang lain, bersabarlah dan diamlah, karena
sesungguhnya itu adalah cobaan dari Allah SWT.
Jika kita
bersabar, maka Allah SWT pasti akan mengeluarkan kita dari kesulitan itu. Sebaliknya,
kalau kita memiliki kemampuan untuk membantu sesama atau saudara kita, maka
janganlah ragu-ragu untuk membantu dengan ikhlas, karena Allah SWT pasti akan
menggantinya. (asnawin)
-----
Keterangan:
Kisah ini diceritakan oleh Ustadz Nasrun dalam ceramah tarwih di Masjid
Baitul Mu’min Kompleks Perumahan Berlian Indah Pallangga, Desa Jenetallasa, Kecamatan
Pallangga, Kabupaten Gowa, Senin, 13 Mei 2019.