“Wahai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)-mu, dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-Anfal/8: 29)
--------
PEDOMAN
KARYA
Sabtu,
18 Mei 2019
Suluh Ramadhan 1440 H – Jalan Menuju Taqwa (12):
Janji Allah kepada Orang-orang Bertaqwa
Oleh:
Abdul
Rakhim Nanda
(Wakil
Sekretaris Muhammadiyah Sulsel / Wakil Rektor I Unismuh Makassar)
Allah
SWT berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa
kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan dan Kami akan jauhkan
dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)-mu, dan Allah
mempunyai karunia yang besar.” (Al-Anfal/8: 29)
Dalam
meniti perjalanan hidup, manusia terkadang menjumpai ujian dan tantangan,
terkadang diperhadapkan pada realitas kehidupan yang membingungkan dan sulit
menentukan sikap, dan tentu akan lebih berat lagi kalau manusia berhadapan
dengan permasalahan yang sulit dilihat benar atau salahnya.
Ujian
perihal kehidupan terkait anak dan harta, antara kebutuhan dan harga diri, dan
berbagai macam tantangan kehidupan yang mengharuskan kita memilih.
Oleh
karena itu, ayat ini menunjukkan jalan supaya manusia selaku hamba Allah dapat
menentukan sikap sebagai pegangan guna menghalau kebimbangan, yaitu ‘bertaqwa’
kepada Allah dengan jalan berupaya secara sungguh-sungguh untuk bertindak
sesuai perintahNya.
Demikian
juga tetap bersungguh-sungguh untuk menghindari larangan-Nya, dan yang paling
penting juga adalah memohon petunjuk lalu berserah diri kepada-Nya. Sikap ini
kita sebut sebagai ‘spontanitas ketaqwaan’ atau ‘akhlak taqwa’. Sikap ini perlu
dilatihkan oleh seorang hamba agar menjadi kebiasaanya.
Perhatikan
kata in tattaqullah (jika kamu bertaqwa kepada Allah), kata ‘in’ yang bermakna
‘jika’ pada kalimat ini menunjukkan bahwa spontanitas ketaqwaan itu merupakan
syarat diberikannya keutamaan oleh Allah bagi seorang hamba-Nya. Jadi jika
spontanitas ketaqwaan ini sudah dapat menjadi sikap bagi seseorang hamba, maka
Allah SWT menjanjikan akan memberikan keutamaan.
Keutamaan
itu berupa: (1) Furqaan, yakni kemampuan menarik garis pemisah yang sempurna
dalam menghadapi ‘pilihan yang sulit’ untuk menentukan sesuatu itu benar atau
salah (haq atau batil).
(2)
Allah akan menutup kesalahan-kesalahan hamba-Nya, yakni tidak ditampakkan di
dunia ini dan ditutupi pula di akhirat kelak, sehingga Allah SWT tidak menuntut
pertanggungjawaban hamba-Nya di hadapan-Nya, sedangkan manusia yang menuntut
dosa kita akan diberi ganti oleh Allah dan digerakkan hatinya agar dia rela dan
ridha. Demikian keterangan yang diberikan oleh Quraish Shihab dalam tafsir
al-Misbah.
(3)
Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang berakhlak taqwa ini.
Ampunan
atas dosa-dosa adalah anugrah besar dari Allah SWT, karena orang yang diampuni
berarti terbebas dari beban. Bahkan atas karunia Allah SWT, maka Dia dapat
memberikan lebih dari sekedar menutupi kesalahan (takfir) dan penghapusan dosa
(magfirah), bahkan Dia (Allah)-pun dapat memberikan bimbingan dan kekuatan
lahir batin sehingga hamba-Nya dapat mengisi jatah usia hidupnya dengan memaksimalkan
amal kebajikan. Semoga kita tergolong orang-orang yang mendapat keutamaan.