“Pemilu kali ini memang gila. Tidak ada lagi indikator yang jelas untuk menentukan keterpilihan seseorang menjadi anggota legislatif.”
- Muhlis Madani -
(Pengamat politik dan pemerintahan Unismuh Makassar)
------
Selasa, 07 Mei 2019
Tidak
Ada Lagi Indikator Keterpilihan Menjadi Legislator
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Meskipun belum ada penetapan dari
Komisi Pemilihan Umum (KPU), namun hampir pasti, sejumlah tokoh dan mantan
pejabat selevel gubernur dan bupati, tidak terpilih sebagai Anggota DPR RI
periode 2019-2024.
Di Sulawesi Selatan
misalnya, mantan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL), mantan Wagub Sulsel
Agus Arifin Nu'mang, mantan Bupati Sinjai Andi Rudiyanto Asapa, mantan Anggota
DPR RI Akbar Faisal, dan tokoh kharismatik yang juga mantan Anggota DPD RI Aziz
Qahhar Mudzakkar, semuanya hampir pasti gagal ke Senayan.
Kegagalan atau
ketidak-terpilihan mereka tentu saja sangat disayangkan dan dapat dikatakan
merupakan tragedi demokrasi.
Menanggapi
ketidak-terpilihan para tokoh dan mantan pejabat teras tersebut, pengamat
politik dan pemerintahan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr Muhlis
Madani, langsung memberikan reaksi keras.
“Pemilu kali ini memang
gila. Tidak ada lagi indikator yang jelas untuk menentukan keterpilihan
seseorang menjadi anggota legislatif,” kata Muhlis kepada Pedoman Karya, di Makassar, Rabu, 08 Mei 2019
Muhlis Madani yang
mantan Dekan Fisipol dan kini menjabat Asdir II Program Pascasarjana (PPs)
Unismuh Makassar, mengatakan ketidak-terpilihan beberapa tokoh yang pernah
mengambil peran penting di Sulsel untuk menjadi Anggota DPR RI, menunjukkan
bahwa ketokohan dan pengaruh yang pernah dimilikinya tidak lagi berpengaruh
kepada masyarakat.
“Itu artinya ketokohan seorang
mantan pejabat yang pernah memiliki kewenangan besar, tidak lagi berpengaruh
positif terhadap keterpilihannya,” kata Muhlis.
Pemilu kali ini,
lanjutnya, betul-betul mempertontonkan budaya pragmatisme, siapa yang punya
uang cenderung mengambil kursi legislatif yang diperebutkan melalui Pemilu.
“Akhirnya, kualitas SDM
(sumber daya manusia) anggota legislatif kembali lagi dipertanyakan. Ada
beberapa anggota DPRD terpilih, hanya memiliki ijazah paket C,” kata Muhlis.
(win)