“Nabilang, mereka itu gampang minta tolong pada saat mau maju sebagai cawali, cabup, caleg, atau untuk menduduki jabatan lebih tinggi,” tutur Daeng Nappa’.
“Terus,” potong Daeng Tompo’.
“Mereka bilang bantuka’, bantuka cappo’, bantuka’ cika’, bantuka' di', termasuk minta tolong selalu mau diliput dan diberitakan kegiatan, komentar, dan profilnya di media massa,” kata Daeng Nappa'.
------
PEDOMAN KARYA
Senin, 08 Juli 2019
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Adatong Itu Penyakitna Cawali, Cabup, dan Caleg-ka
“Kemarin ada pertemuan
alumni kuhadiri dan seperti biasa tentu kita saling berjabat-tangan,
berpelukan, bahkan cipika-cipiki,” ungkap Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat
ngopi siang warkop terminal.
“Bisa kubayangkan suasanana,”
kata Daeng Tompo’.
“Ada teman yang
sekarang menjabat wakil bupati, ada anggota DPRD, ada yang pejabat di kantor Pemda,
ada yang perwira polisi, ada yang perwira TNI, ada kepala sekolah, ada wartawan
senior, dan macam-macam profesi lainnya,” kata Daeng Nappa’.
“Pasti macam-macammi
juga yang dicerita,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.
“Itu teman yang
wartawan senior bilang, sebenarnya adatong itu penyakitna para calon walikota
(cawali), calon bupati (cabup), calon legislator (caleg), dan para pejabatka,”
ungkap Daeng Nappa’.
“Penyakit apami beng
itu?” tanya Daeng Tompo’.
“Itumi teman-teman juga
langsung bertanya,” kata Daeng Nappa’.
“Jadi apa nabilang itu
temanta’ yang wartawan seniorka?” tanya Daeng Tompo'.
“Nabilang, mereka itu
gampang minta tolong pada saat mau maju sebagai cawali, cabup, caleg, atau
untuk menduduki jabatan lebih tinggi,” tutur Daeng Nappa’.
“Terus,” potong Daeng
Tompo’.
“Mereka bilang bantuka’, bantuka cappo’, bantuka’ cika’, bantuka' di', termasuk minta tolong selalu mau diliput dan
diberitakan kegiatan, komentar, dan profilnya di media massa,” kata Daeng
Nappa'.
“Terus,” potong Daeng
Tompo’.
“Tapi jarang sekali
mereka memperhatikan kondisi wartawan yang dimintai bantuan. Mungkin karena na
anggapki temannaji, jadi pasti mauji membantu, padahal kadang-kadang wartawan
yang dia panggil mungkin kebetulan habiski pulsa data internetna, kebetulan
habiski pulsana, kebetulan habiski bensin motorna, dan kebetulan tidak adami
juga uang di dompetna,” kata Daeng Nappa’.
“Begitu nabilang
temanta’?” tanya Daeng Tompo’.
“Itumi naingatkangi
teman-teman yang sudah jadi pejabat, supaya jangan melupakan keluarga dan
orang-orang yang pernah membantu. Pada saat minta bantuan, perhatikangi juga
keadaanna orang yang dimintai bantuan, jangan-jangan dia juga sedang perlu
dibantu. Dia bilang, jangan pelihara penyakit lupa diri dan rajin-rajinlah
membantu selama bisa membantu,” kata Daeng Nappa’.
“Seriusna itu bicara
temanta’?” tanya Daeng Tompo’ sambil tersenyum.
“Ah, tidaktongji,
karena kita ngobrol-ngobrol sambil main domino dan yang kalah harus berdiri.
Nanti domi baru bisa duduk lagi, jadi ketawa terusjaki’ juga,” kata Daeng
Nappa’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Senin, 08 Julii 2019
--------
Baca juga:
Ternyata Ada tong Caleg Kaya tapi Tidak Mau Keluar Uang
Kasianna Kodong Gubernur-ta’
Kayaknya Lebih Keraski Ini Pertarungan Caleg Kabupaten