“Di situmi marah sekali Kepala Daerah, terus na-ancamki bawahanna mau napenjarakan kalau tidak minta maafki,” tutur Daeng Nappa’. (int)
----
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 13 Juli 2019
Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Barusanna Ada Kepala Daerah Dilawan Sama Bawahanna
“Kacauna kurasa ini pemerintahan di daerahta’,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’ seusai jalan-jalan subuh.
“Kacau bagaimana?” tanya Daeng Tompo’.
“Pertama, hubungan antara eksekutif dan legislatif kurang bagusmi, bahkan DPRD menggunakan hak angket dan mulaimi napanggil pejabat satu-persatu ke dewan,” kata Daeng Nappa’.
“Kedua?” potong Daeng Tompo’.
“Kedua, barusanna terjadi ada kepala daerah yang dilawan sama bawahanna,” ungkap Daeng Nappa’.
“Dilawan bagaimana?” tanya Daeng Tompo’.
“Kedua, barusanna terjadi ada kepala daerah yang dilawan sama bawahanna,” ungkap Daeng Nappa’.
“Dilawan bagaimana?” tanya Daeng Tompo’.
“Kemarin Kepala Daerah memecat bawahanna dengan tuduhan menerima fee proyek, terus itu bawahanna ‘bernyanyi-ki’ di DPRD waktu dipanggilki oleh Pansus Hak Angket,” kata Daeng Nappa’.
“Jadi?” tukas Daeng Tompo'.
“Di situmi marah sekali Kepala Daerah, terus na-ancamki bawahanna mau napenjarakan kalau tidak minta maafki,” tutur Daeng Nappa’.
“Terus,” potong Daeng Tompo’.
“Ternyata bawahanna melawangi. Tidak mauki minta maaf. Malah natantangi Kepala Daerah buka-bukaan di pengadilan,” kata Daeng Nappa'.
“Seru-na itu” kata Daeng Tompo’.
“Seru-na itu” kata Daeng Tompo’.
“Kira-kira kalau kita’ kepala daerah, terus nalawanki’ bawahanta’, apa yang mau kita’ lakukan?” tanya Daeng Nappa’.
“Bukan soal apa yang harus saya lakukan, tapi kenapa bisa terjadi. Kenapa bisa bawahan melawan pimpinan dan dinyatakan secara terbuka?” kata Daeng Tompo’.
“Jadi?” tanya Daeng Nappa’.
“Tapi janganmaki' berandai-andai deh, karena jangankan jadi kepala daerah, jadi kepala dinas saja tidak mungkinji,” kata Daeng Tompo’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Sabtu, 13 Julii 2019