Seluruh camat yang diberhentikan oleh DP (Mohammad Ramdhan Pomanto yang akrab disapa Danny Pomanto, red) karena diduga mendukung Appi-Cicu, dikembalikan posisinya sebagai camat seperti sedia kala, tentu posisi ini sangat strategis untuk mendulang suara. (Foto diambil dari akun Facebook Danny Pomanto)
--------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 27 Juli 2019
OPINI:
Danny
Pomanto Kembali Dimainkan?
Oleh: Darmansyah Muin
(Mantan Wartawan Harian Pedoman Rakyat)
Entah kubu mana yang bermain di balik hiruk pikuk pelantikan pejabat lingkup Pemkot Makassar. Tidak tanggung tanggung, jumlahnya cukup besar, mencapai 1.200 orang lebih. Angka fantastis untuk sebuah acara seremonial berbalut penegakan aturan.
(Mantan Wartawan Harian Pedoman Rakyat)
Entah kubu mana yang bermain di balik hiruk pikuk pelantikan pejabat lingkup Pemkot Makassar. Tidak tanggung tanggung, jumlahnya cukup besar, mencapai 1.200 orang lebih. Angka fantastis untuk sebuah acara seremonial berbalut penegakan aturan.
Jika kita mendelik
peristiwa langka yang terjadi Jumat pagi itu (26 Juli 2019, red) dengan aturan
formil, tentu sah-sah saja, namun jika ditengarai sebagai bagian dari strategi
kubu tertentu jelang Pilwalkot Makassar 2020, pastinya menarik untuk diperbincangkan
Peristiwa yang sebagian
orang menilai sebagai salah satu keajaiban dunia ini, dikemas dalam sebuah
keputusan Pj Dirjen Otoda Kemendagri dan dieksekusi oleh Pj Walikota Makassar (keduanya
adalah Pejabat)
Hasilnya, seluruh camat
yang diberhentikan oleh DP (Mohammad Ramdhan Pomanto yang akrab disapa Danny Pomanto, red) karena diduga mendukung Appi-Cicu,
dikembalikan posisinya sebagai camat seperti sedia kala, tentu posisi ini
sangat strategis untuk mendulang suara.
Tidak hanya itu,
pejabat eselon II, III, dan IV yang dulu digeser oleh DP karena dianggap tidak
loyal (diduga mendukung Appi-Cicu ) kini kembali menempati posisinya seperti
sedia kala. Lagi-lagi menjadi sarana untuk mendulang suara dari kalangan ASN (aparatur
sipil negara) lingkup Pemkot Makassar.
Pengembalian para
pejabat di posisi yang pernah ditinggalkan melalui tangan-tangan Pj Walikota
ini tentu menurut mereka sah-sah saja, tapi jika dipandang dari aspek politik
jelang Pilwalkot 2020, maka ini adalah sebuah langkah taktis yang sangat luar
biasa.
Siapa sutradaranya?
Entahlah!
Tapi yang pasti:
⁃ DP pernah didepak dari
kancah politik dan gagal (kembali, red) menjadi Calon Walikota Makassar 2018
akibat keputusan Mahkamah Agung (MA) yang berkedudukan di PUSAT.
⁃ Loyalis DP di lingkup
Pemkot Makassar terkena imbasnya. Mereka kini gigit jari dan tersingkir dengan
keputusan Dirjen Otoda yang berkedudukan di PUSAT.
Mungkinkah PUSAT yang
menjadi sutradaranya atau mungkin ada kubu lain yang memiliki tangan besi untuk
menggerakkan PUSAT hingga DAERAH, sehingga melahirkan keputusan yang dinilai
sebagai langkah taktis dan strategis serta luar biasa jelang Pilwalkot Makassar
2020?
Entahlah.
Yang pasti. Diduga
peran pemerintah pusat mengintervensi jalannya batu catur di Kota Makassar
sangat besar, termasuk menempatkan Iqbal Samad Suhaeb sebagai Pj Walikota
Makassar.
Mungkinkah DP kembali
Dimainkan?
Entahlah.
Yang pasti, gejolak
perebutan kursi 01 Makassar pada tahun 2020, menarik untuk tetap diperbincangkan.
Analisa warkop.
Hanya Dugaan.