BUDIDAYA AIR PAYAU. Bupati Maros Hatta Rahman (keempat dari kanan), dan Bupati Takalar Syamsari Kitta' (ketiga dari kanan) foto bersama beberapa pejabat, di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Kabupaten Takalar, Jum'at, 12 Juli 2019. (ist)
----------
Sabtu, 13 Juli 2019
Ingin
Kembangkan Budidaya Air Payau, Bupati Maros Berkunjung ke Takalar
TAKALAR,
(PEDOMAN KARYA). Salah satu program atau visi misi Pemerintah
Kabupaten Maros yaitu pengembangan budidaya air payau. Sehubungan dengan itu,
Bupati Maros, Hatta Rahman, bersama Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Maros, Andi
Syam Sopyan, melakukan kunjungan studi banding ke Bali, Bandung (Jawa Barat),
dan Takalar.
Dalam kunjungannya ke
Takalar, Jumat, 12 Juli 2019, Hatta Rahman dan Andi Syam Sopyan, turut
didampingi Kepala Bidang Budidaya Dinas Perikanan Maros, Muhizal. Mereka
diterima langsung Bupati Takalar, Syamsari Kitta’ yang didampingi Kepala Balai
Budidaya Air Payau (BBAP) Kabupaten Takalar, Nono Hartanto.
Rombongan dua bupati
ini berkunjung ke Balai Budidaya Air Payau (BBAP) di Desa Boddia, Kecamatan
Galesong, lokasi budidaya udang vename, lokasi budidaya kepiting rajungan,
serta tambak benih ikan air laut.
Bupati Takalar Syamsari
Kitta kepada Bupati Maros dan rombongan memperkenalkan budidaya ikan kakap dan
kepiting rajungan yang juga bisa diterapkan di Maros.
“Kepiting rajungan ini
bisa juga dibudidayakan, jadi tidak perlu hanya restocking dari laut,” kata
Syamsari.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten
Maros, Andi Syam Sopyan, menjelaskan, selain ke Takalar, ia bersama Bupati
Maros juga telah berkunjung ke Balai Kontrol di Bali, serta ke Balai Riset dan
Budidaya di Bandung, Jawa Barat.
“Pemerintah Kabupaten
Maros kebetulan memiliki visi misi ingin mengembangkan budidaya air payau di
Kabupaten Maros. Makanya Pak Bupati beserta dinas terkait berkunjung ke beberapa
balai, yaitu ke Balai Kontrol di Bali, terus ke Balai Riset dan Budidaya di
Bandung, serta di BBAP Takalar,” jelas Andi Syam.
BPBAK Sangat Membantu
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Takalar, Sirajuddin Saraba, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, Takalar punya potensi besar pada sektor perikanan, khususnya budidaya air payau atau budidaya tambak.
Tambak di Kabupaten Takalar luasnya kurang lebih 4.000 hektar, dengan sistem pengolahan mulai dari tradisional, tradisional plus, semi-intensif, intensif, hingga intensif plus.
“Keberadaan Balai Perikanan Budidaya Air Payau KKP di Bodia Takalar sangat membantu pengelolaan budidaya tambak di Butta Panrannuangku,” kata Sirajuddin yang mengaku tidak bisa mendampingi Bupati Takalar karena sedang mengikuti Diklatpim di Makassar.
Beberapa waktu lalu, katanya, Pemerintah Daerah Takalar telah melakukan MoU dengan pihak BPBAP dan ditindaklanjuti perjanjian kerjasama. Beberapa point yang dikerjasamakan, antara lain pendampingan teknis, bantuan bibit, serta penilitian pengembangan sektor budidaya air payau.
Balai tersebut konsen di pembibitan, antara lain pembibitan udang, pembibitan ikan bandeng, ikan kakap, ikan nila salin, rumput laut (gracillaria dan lawi-lawi).
“Balai ini kepunyaan Kementerian Kelautan Perikanan Pusat untuk wilayah Indonesia Timur yang berkedudukan di Takalar,” jelas Sirajuddin. (Hasdar Sikki)
BPBAK Sangat Membantu
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Takalar, Sirajuddin Saraba, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, Takalar punya potensi besar pada sektor perikanan, khususnya budidaya air payau atau budidaya tambak.
Tambak di Kabupaten Takalar luasnya kurang lebih 4.000 hektar, dengan sistem pengolahan mulai dari tradisional, tradisional plus, semi-intensif, intensif, hingga intensif plus.
“Keberadaan Balai Perikanan Budidaya Air Payau KKP di Bodia Takalar sangat membantu pengelolaan budidaya tambak di Butta Panrannuangku,” kata Sirajuddin yang mengaku tidak bisa mendampingi Bupati Takalar karena sedang mengikuti Diklatpim di Makassar.
Beberapa waktu lalu, katanya, Pemerintah Daerah Takalar telah melakukan MoU dengan pihak BPBAP dan ditindaklanjuti perjanjian kerjasama. Beberapa point yang dikerjasamakan, antara lain pendampingan teknis, bantuan bibit, serta penilitian pengembangan sektor budidaya air payau.
Balai tersebut konsen di pembibitan, antara lain pembibitan udang, pembibitan ikan bandeng, ikan kakap, ikan nila salin, rumput laut (gracillaria dan lawi-lawi).
“Balai ini kepunyaan Kementerian Kelautan Perikanan Pusat untuk wilayah Indonesia Timur yang berkedudukan di Takalar,” jelas Sirajuddin. (Hasdar Sikki)