DATANGI DPRD. Sejumlah anggota masyarakat yang tergabung dari beberapa elemen masyarakat menamakan diri Pemerhati Takalar (PETA) mendatangi Gedung DPRD Takalar, Selasa, 30 Juli 2019, untuk mendesak Anggota DPRD agar lebih ketat dalam melakukan kontrol terhadap pemerintahan Syamsari Kitta selaku Bupati Takalar.
------
Rabu, 31 Juli 2019
Syamsari Belum Bayar Janji, DPRD Takalar Hanya Diam
TAKALAR,
(PEDOMAN KARYA). Syamsari Kitta yang kini menjabat
Bupati Takalar dinilai belum membayar janji-janjinya pada saat kampanye Pilkada
Takalar tahun 2017. Masyarakat belum merasakan progres dari 22 program unggulan
Syamsari Kitta – Achmad Dg Se’re (Haji De’de).
Di sisi lain, selama
kurang lebih satu setengah tahun pemerintahannya, Syamsari juga banyak
melakukan kebijakan yang merugikan atau meresahkan, antara lain hasil Pansus
DPRD Takalar pada temuan BPKP menyangkut sebanyak 16 M yang konon sudah direkomendasikan
ke penegak hukum, serta belum terbayarnya Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP)
Tahun 2018 yang belum terbayarkan hingga pertengahan tahun 2019.
Di sisi lain, Anggota
DPRD Takalar dinilai hanya diam terhadap berbagai kelemahan dan masalah dalam pemerintahan
Syamsari Kitta, padahaal Anggota DPRD sebagai wakil rakyat, seharusnya
melakukan tugas pengawasan atau kontrol terhadap eksekutif pemerintahan di
bawah kendali Syamsari Kitta’.
Dengan dasar itulah, sejumlah
anggota masyarakat yang tergabung dari beberapa elemen masyarakat menamakan diri Pemerhati Takalar
(PETA) mendatangi Gedung DPRD Takalar, Selasa, 30 Juli 2019.
Mereka
diterima di Ruang Badan Musyawarah (Bamus) DPRD Takalar Holeh Wakil Ketua DPRD
Hairil Anwar, bersama Anggota Komisi III Hasbullah Bali dan Makmur Mustakin, Ketua
Komisi I Ilham Torada, Ketua Komisi II Sulaeram Rate, serta Ketua Komisi III
Indrawati Daud.
Perwakilan
masyarakat meminta kepada 30 Anggota DPRD Takalar sebagai refresentasi
keterwakilan rakyat Takalar untuk
mempertanyakan dan menyampaikan beberapa hal penting atas kondisi saat ini kepada
Syamsari Kitta sebagai Bupati Takalar.
Mereka
menggugat karena menganggap Anggota DPRD Takalar selama hanya diam dan terkesan
tutup mata membiarkan terjadinya pelanggaran di berbagai lini yang dilakukan
oleh pihak eksekutif.
“Kami
ingin anggota dewan punya sikap keberpihakan kepada masyarakat secara luas dan
umum dalam mengawal pemerintahan yang baik dan efektif,” kata Ahmad Azis, Ketua
Jaringan Informasi Rakyat (JIRAK) sebagai pemrakarsa Pemerhati Takalar (PETA).
Ote’, sapaan akrab
Ahmad Azis, kemudian mengemukakan beberapa masalah antara lain hasil pansus
DPRD Takalar pada temuan BPKP menyangkut sebanyak 16 M yang konon sudah direkomendasikan
ke penegak hukum, permaalahan pengelolaan aset, seperti empang, pasar, dan
semua potensi pendapatan daerah yang dikelola Perusda, serta Juknis program
sapi yang sementara digodok di kejaksaan, dimana sapi dimasukkan sebagai sapi salah
satu bentuk aset.
Perwakilan
masyarakat juga mengingatkan masalah Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) ASN
pada 2018 yang sampai pertengahan tahun 2019 belum juga dibayarkan. Mereka
meminta kejelasan mengenai dana TPP tersebut, karena TPP ASN Pemkab Takalar sudah
di-APBD-kan tahun 2018.
Anggota
DPRD Takalar juga diminta mendesak Syamsari Kitta untuk memberi penjelasan
secara terbuka mengenai perampingan dan pembentukan Organisasi Perangkat Daerah
(OPD), agar tidak menimbulkan pertanyaan dari masyarakat.
Singkronisasi
RPJMD dan RANJA SKPD Tahun 2018 juga dipertanyakan, begitupun tindak lanjut
rekomendasi Pansus DPRD Takalar terhadap LKPj Bupati Takalar Tahun 2018.
“Inilah
yang seharusnya para anggota dewan kerjakan dan sikapi. Jangan tingal diam dan
tutup mata saja. Ataukah para anggota dewan sudah tersandera karena ada
kepentingannya masing-masing?” kata Ote’ kepada wartawan seusai pertemuan
dengan Anggota DPRD Takalar. (Hasdar
Sikki)
---------
Berita terkait:
Bupati Takalar Bayar Janji Lewat RPJMD
Pengadaan Sapi di Takalar Tahun 2019 Sebanyak 3.000 Ekor
Hari Pertama Berkantor, Bupati Takalar Langsung Briefing
---------
Berita terkait:
Bupati Takalar Bayar Janji Lewat RPJMD
Pengadaan Sapi di Takalar Tahun 2019 Sebanyak 3.000 Ekor
Hari Pertama Berkantor, Bupati Takalar Langsung Briefing