FOKUS DI KAMPUS. Setelah lebih dari 20 tahun berkiprah di dunia politik praktis, Rusli Malli kembali fokus mengajar dan mengabdikan diri di kampus, tepatnya di Fakultas Agama Islam (FAI) Unismuh Makassar, tempat ia mengawali kariernya sebagai dosen.
--------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 23 Agustus 2019
Rusli Malli Kini Fokus di Kampus dan Tulis Buku
-
Setelah
Berkiprah di Dunia Politik Selama Lebih dari 20 Tahun
-
Pernah
di PAN, PKPI, PDIP, dan PKB
-
Kini
Kembali Fokus Mengajar di FAI Unismuh Makassar
Menjadi dosen termasuk
salah satu yang didambakan banyak anak. Para orangtua juga banyak yang
mengharapkan anak-anaknya jadi dosen. Mengapa? Karena dosen adalah salah satu
pekerjaan mulia dengan tridharma perguruan tinggi yang diembannya.
Tridhamar dimaksud yaitu
pendidikan dan pengajaran (mendidik dan mengajar), penelitian (melakukan
penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemaslahatan
umat manusia), serta pengabdian pada masyarakat (mengabdikan diri di tengah
masyarakat, termasuk di politik dan pemerintahan, dengan ilmu dan pengetahuan
yang dimiliki).
Menjadi dosen itu
pulalah yang didambakan Rusli Malli dan akhirnya ia pun menjadi dosen tetap
pada Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar
sejak akhir tahun 90-an. Ia bahkan tercatat sebagai dosen pertama FAI Unismuh yang
menyandang gelar magister yakni pada tahun 2000.
Tahun 2011, ia meraih gelar
doktor, sekaligus doktor pertama FAI Unismuh Makassar. Saat almarhum
Burhanuddin Kadir menjabat Dekan FAI, Rusli Malli sempat mendapat amanah
sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Islam (PGSDI).
Lebih dari 20 tahun
lalu, ia pernah diberi tugas mencari mahasiswa sebanyak-banyaknya dan berhasil
mendapatkan kurang lebih 6.000 mahasiswa untuk dibina di Fakultas Agama Islam
Unismuh Makassar.
“FAI Unismuh Makassar
ketika itu membuka kelas pada 17 kabupaten di Sulsel, Sultra, dan Kabupaten
Mamuju yang sekarang sudah masuk wilayah Sulawesi Barat. Waktu itu, Fakultas
Agama Islam tercatat sebagai fakultas terbanyak mahasiswanya di Unismuh Makassar,”
ungkap Rusli Malli, saat berbincang-bincang dengan penulis, di Makassar,
beberapa waktu lalu.
Terjun
ke Dunia Politik
Di tengah keasyikannya
mengajar sebagai dosen tetap di Unismuh Makassar, angin reformasi berhembus
kencang dan menggoda banyak orang untuk terjun ke dunia politik, termasuk Rusli
Malli.
Pria kelahiran
Jeneponto, 21 Januari 1970, ini pun bergabung di Partai Amanat Nasional (PAN).
Ia bergabung di PAN, karena pendirian partai politik ini dipelopori oleh Amien
Rais yang waktu itu menjabat Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan banyak
pengurus Muhammadiyah yang bergabung di partai tersebut, mulai dari pimpinan pusat,
hingga pimpinan wilayah (provinsi), dan pimpinan daerah (kabupaten / kota).
Sebagai pengurus PAN,
Rusli Malli memilih menjadi calon legislator (Caleg) DPRD Kabupaten Jeneponto,
tetapi ia kalah bersaing dengan mantan Bupati Jeneponto, Ilyas Mattewakkang.
Suami dari Andi
Nurmiati dan ayah dari empat anak ini kemudian hijrah ke Partai Keadilan dan Persatuan
Indonesia (PKPI) dan sempat menjabat Sekretaris Umum PKPI Sulsel, serta menjadi
Caleg PKPI untuk DPR RI tahun 2014, tapi ia lagi-lagi gagal.
Setelah itu, ia pindah
ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Gowa, dan terakhir
menjadi Caleg Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk DPRD Kabupaten Gowa.
“Cukup banyak
pengalaman yang saya timba selama lebih dari 20 tahun berkiprah di dunia
politik,” kata Rusli yang alumni Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar.
Kembali Fokus di Kampus
Kini Rusli Malli kembali fokus mengajar dan mengabdikan diri di kampus, tepatnya di Fakultas Agama Islam (FAI) Unismuh Makassar, tempat ia mengawali kariernya sebagai dosen.
“Insya Allah, saya akan
fokus mengajar di kampus dan menulis buku,” ungkap Rusli yang juga pernah
menjadi Wakil Ketua1 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Mega
Rezky, Makassar (kampus ini sekarang bernama Universitas Mega Rezky).
Ia mengaku ingin fokus
mengajar dan mengurus jenjang karier sebagai dosen hingga ke jenjang Guru Besar
alias profesor.
“Saya ingin fokus di
akademik, melakukan penelitian, menulis karya ilmiah pada jurnal terakreditasi,
hingga mencapai jenjang profesor,” kata Rusli yang juga menyelesaikan S2 dan S3-nya di UIN Alauddin.
Rusli Malli meraih gelar magister setelah menyelesaikan kuliahnya pada Prodi S2 Ilmu Pendidikan Islam, dan meraih gelar doktor bidang Pendidikan dan Keguruan, pada Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.
Rusli Malli meraih gelar magister setelah menyelesaikan kuliahnya pada Prodi S2 Ilmu Pendidikan Islam, dan meraih gelar doktor bidang Pendidikan dan Keguruan, pada Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.
Menulis Buku
Sebagai dosen, Rusli Malli telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Ilmu Pendidikan Islam (Kearifan Lokal Sarak dan Pangngadakkang”. Kini ia bersama beberapa dosen FAI Unismuh Makassar tengah menyiapkan penerbitan buku berjudul “Erupsi Pendidikan.”
“Buku berjudul Erupsi
Pendidikan ini merupakan kumpulan tulisan sebelas dosen FAI Unismuh yang
diprakarsai Forum Dosen FAI dan kebetulan saya ketuanya,” kata Rusli.
Selain itu, ia juga
sedang merampungkan penulisan sebuah buku karyanya sendiri yang diberi judul “Psikologi
Pendidikan Islam” dan telah mengirimkan tulisan untuk dimuat pada jurnal
internasional.
“Alhamdulillah,
penelitian internal PUPT Unismuh juga sudah lolos, mudah-mudahan penelitian
saya di Kemenag RI juga lolos, proposalnya sudah saya kirim,” kata Rusli. (asnawin aminuddin)
-----------
Baca juga: