SEJARAWAN Unhas Makassar, Prof Rasyid Asba (kanan), menerima sertifikat dari Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel, Dr KH Mustari Bosra, pada Workshop Penulisan Sejarah dan Profil Muhammadiyah se-Sulsel, di Kampus Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar), tahun 2014. Rasyid Asba meninggal dunia di Makassar, Sabtu, 05 Oktober 2019.(Arsip foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
--------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 05 Oktober 2019
Sejarawan Unhas Prof Rasyid Asba Meninggal Dunia
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Sejarawan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar,
Prof Rasyid Asba (53), meninggal dunia di Makassar, Sabtu, 05 Oktober 2019.
Almarhum tidak sedang sakit, bahkan almarhum sementara bermain bulutangkis,
namun tiba-tiba terjatuh dan tak lama kemudian dinyatakan meninggal dunia.
Rasyid Asba yang saat ini menjabat Wakil Dekan II
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas, meninggalkan seorang isteri dan tiga orang
anak. Pria kelahiran Sinjai, 31 Desember 1966, dimakamkan di Sinjai, Ahad, 06
Oktober 2019.
Jayadi Nas, rekan almarhum sebagai sesama dosen Unhas,
kepada wartawan mengatakan, almarhum meninggal saat sedang bermain bulutangkis
bersama dirinya, di Lapangan Bulutangkis Borong, Makassar, pada Sabtu pagi, 05
Oktober 2019, sekitar pukul 08.30 Wita.
Pada set kedua pertandingan, ketika berada di posisi
maju untuk mengembalikan bola dari lawannya, Rasyid terhuyung-huyung memegang
net sebelum akhirnya terjatuh. Ketika akan dibawa ke rumah sakit terdekat, Rasyid
Asba ternyata sudah meninggal dunia.
Jayadi yang mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Sulsel, mengatakan, berdasarkan informasi dari dokter, Rasyid diduga meninggal
akibat terkena serangan jantung saat sedang bermain bulutangkis.
Dalam catatan Pedoman
Karya, almarhum Rasyid Asba termasuk sejarawan yang aktif menulis dan juga
sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai forum.
Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
(PWM) Sulsel pernah mengundangnya sebagai pembicara pada Workshop Penulisan
Sejarah dan Profil Muhammadiyah se-Sulsel, di Kampus Universitas Muhammadiyah
Parepare (Umpar), tahun 2014.
Ketika itu, almarhum tampil sebagai pembicara bersama
sejarawan Universitas Negeri Makassar (UNM) Dr Mustari Bosra, dan antropolog
Unhas Dr Tasrifin Tahara.
Sebuah artikel almarhum juga pernah dimuat di Majalah
Pedoman Karya, dengan judul, “Muhammadiyah
dan Gagasan Pemikiran KH Ahmad Dahlan”, baik pada versi cetak (Edisi 1, Vol.I,
Juli 2015), maupun pada versi daring (http://www.pedomankarya.co.id/2015/07/muhammadiyah-dan-gagasan-pemikiran-kh.html), pada 12 Juli 2015