“Kemarin singgahka’
shalat lohor di masjid kantor bupati,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’
saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.
“Adaji juga Pak Bupati
berjamaah?” tanya Daeng Tompo’.
“Kebetulan tidak adaki
di kantor,” jawab Daeng Nappa’.
-------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 04 Desember 2019
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Berarti Pak Bupati Jarang ke Mesjid
“Kemarin singgahka’
shalat lohor di masjid kantor bupati,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’
saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.
“Adaji juga Pak Bupati
berjamaah?” tanya Daeng Tompo’.
“Kebetulan tidak adaki
di kantor,” jawab Daeng Nappa’.
“Tapi banyakji pejabat
dan pegawai yang berjamaah?” tanya Daeng Tompo’ lagi.
“Banyaktongji
sebenarna, tapi mesjidnya kecilji, paling banyak seratus orangji barangkali
bisa namuat,” kata Daeng Nappa’.
“Tapi adaji AC-na to?”
tanya Daeng Tompo’.
“Adaji, malah empat
AC-na, tapi satuji yang berfungsi, itu pun tidak dingin, jadi kepanasanjaki
juga di dalam masjid,” ungkap Daeng Nappa’.
“Berarti pak bupati
jarang ke mesjid,” kata Daeng Tompo’ dengan nada tanya.
“Aih, jarang sekali
bedeng. Seandainya rajinki ke mesjid, pasti baguski mesjidna, pasti bersih dan
sejuk,” kata Daeng Nappa’.
“Jadipa’ nanti bupati baru
kuperbaiki itu mesjidna,” kata Daeng Tompo’ sanbil tersenyum.
“Baa,” ujar Daeng Nappa’
juga sambil tersenyum lalu menyeruput kopi pahitnya. (asnawin)
Rabu, 04 Desember 2019