Puluhan mahasiswa Unismuh Makassar memperlihatkan potret wajah ibu hasil karya masing-masing pada Peringatan Hari Ibu, di Etika Studio Jln Tamalate 1 Kav 8, Makassar, Ahad, 22 Desember 2019.
-------
Senin, 23 Desember 2019
Mahasiswa
Unismuh Ramai-ramai Membuat Sketsa Wajah Ibu
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Puluhan mahasiswa, laki-laki dan
perempuan, asyik mengamati foto yang ada di telepon genggamnya. Rerata foto
yang diperhatikan merupakan wanita paruh baya. Sesekali, tangan mereka
menggoreskan pensil pada kertas gambar di depannya. Mereka tengah menggambar
potret ibunya.
Puluhan mahasiswa itu
merupakan bagian dari kegiatan peringatan Hari Ibu, yang melakukan sketch
bersama di Etika Studio Jln Tamalate 1 Kav 8. Makassar, Ahad, 22 Desember 2019.
“Ini cara anak-anak
mengingat dan mengekspresikan rasa cinta kepada ibunya, sesuai bakat yang
dimilikinya,” jelas AH Rimba, dosen Seni Rupa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, kepada wartawan.
Peringatan Hari Ibu,
yang merupakan kolaborasi Etika Studio, Jurusan Seni Rupa Unismuh Makassar,
Komunitas Puisi (KoPi) Makassar, dan Rumah Seni Kasumba bertema IBU, POTRET
& PUISI. Selain menyeket bersama secara live, kegiatan ini juga diisi
pembacaan puisi dan sharing quote bertema Ibu.
Menariknya, meskipun
para mahasiswa itu hobi menggambar / melukis, namun beberapa orang mengaku baru
pertama kali menggambar wajah ibunya. Momen ini menjadi lebih mengharukan lagi
karena wajah ibunya itu digambar pada Hari Ibu.
“Ini pertama kali saya
gambar ibu saya,” ungkap Ainun Zariya, mahasiswi semester satu Jurusan Seni
Rupa Unismuh, Makassar.
Ibunya, Waode Asniati, tinggal
di Papua. Itu yang membuat Ainun tak bisa menahan tangisnya ketika ditanya
perasaannya menggambar wajah ibunya, sementara ia berada jauh di rantau untuk
menuntut ilmu.
Irfan Jaury, pemilik
Etika Studio, mengakui bahwa ini memang ide baru dan unik. Karena itulah, dia
mendukung kegiatan kreatif ini.
Ada sejumlah orang
hadir membacakan puisinya dari kalangan dosen maupun mahasiswa, antara lain Dr
Ramsiah Tasruddin, Khairil Anwar (mahasiswa Unismuh) dan Supriadi Agustiawan.
Selain itu, hadir tokoh
aktivis dan mantan anggota DPR RI, Asmin Amin. Lelaki yang gemar mengenakan
pakaian berwarna hitam ini, tak cuma membacakan puisi ciptaannya “Sang Penentu”,
tapi juga memberikan testimoni, sekaligus sharing quote.
“Cinta yang
sesungguhnya itu adalah rahim. Dan rahim itu ada pada ibu,” kata Asmin.
Malam itu, ibu memang
menjadi tema sentral pembacaan puisi dan lagu-lagu yang dinyanyikan. Lagu “Ibu”
dari Iwan Fals dan “Bunda” karya Melly Goeslaw semakin menambah kesyahduan
acara.
Rusdin Tompo, yang
malam itu memandu acara, juga membacakan puisinya sambil menyanyikan lagu “Ibu”,
yang diiringi petikan gitar Irwan dari Etika Studio.
Ketika beberapa orang
ditanya oleh Rusdin Tompo, apa yang paling diingat dari pesan atau nasihat
ibunya? Ada yang mengatakan, pesan yang paling diingat adalah jangan lupa shalat. Ada yang bilang, yang paling diingat dari
ibunya, pesan bahwa jangan lupa makan, atau jangan lupa matikan lampu kalau
pagi.
Dr A Baetal Mukaddas MSn,
Ketua Jurusan Seni Rupa Unismuh, Makassar, memberikan apresiasi atas kegiatan ini.
Apalagi jarang ada kegiatan menggambar oleh mahasiswa yang dikaitkan dengan
tema peringatan tertentu, khususnya Hari Ibu.
“Cara kita menyatakan
tanda cinta dan terima kasih kepada ibu, bisa bermacam-macam. Bisa melalui
puisi, menggambar atau lagu, seperti malam ini,” kata Rusdin. (met)
------
Baca juga:
Murid SD Baca Puisi Ibu di Hadapan Orang Tua dan Guru
Perempuan Berdaya, Bulukumba Jaya
------
Baca juga:
Murid SD Baca Puisi Ibu di Hadapan Orang Tua dan Guru
Perempuan Berdaya, Bulukumba Jaya