TIDAK BERKUALITAS. Warga Desa Panciro, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, yang berdomisili di sepanjang Jalan Poros Panciro mulai di depan Kantor Desa Panciro sampai Jembatan Bontorea mengapresiasi sikap tegas pihak Dinas Pekerjaan Umum yang menyuruh pihak kontraktor menarik penutup gorong (yudiis) yang sedang berlangsung kegiatan galian drainase atau parit di jalur Panciro tsb. (Foto: Darwis JT)
-------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 06 Desember 2019
Surat
Pembaca:
Pekerjaan
Drainase Asal-asalan di Panciro Gowa
Warga Desa Panciro,
Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, yang berdomisili di sepanjang Jalan Poros
Panciro mulai di depan Kantor Desa Panciro sampai Jembatan Bontorea
mengapresiasi sikap tegas pihak Dinas Pekerjaan Umum yang menyuruh pihak kontraktor menarik penutup gorong (yudiis) yang sedang
berlangsung kegiatan galian drainase
atau parit di jalur Panciro tsb.
Pihak Dinas PU
menganggap pekerjaan galian drainase sangat jauh dari yang diharapkan, terutama
dari segi kualitas. Penutup gorong-gorong itu tidak sesuai harapan pihak Pekerjaan Umum.
Saya pun memotret
penutup gorong-gorong yang terlihat pecah-pecah dan kasar. Pekerjaan drainase
tersebut sepertinya asal-asalan, seolah-olah dikerjakan asal jadi oleh pihak
kontraktor.
Pasca-penarikan penutup
gorong itu, praktis kegiatan galian drainase sudah terhitung dua hari berhenti tepatnya Kamis, 05 Desember hingga
Jumat, 06 Desember 2019, tidak ada aktivitas.
Juga tampak galian yang
masih berserakan dan bertumpuk daun-daunan kayu bekas pohon yang ditebang
hingga kini belum juga dibersihkan, sehingga kelihatan jorok dan menghalangi
warga keluar masuk dari rumahnya.
Sejatinya kegiatan
galian dan pemasangan gorong tak boleh berhenti, karena sekarang sudah masuk
musim hujan.
Darwis
JT
(Warga Panciro, Pallangga,
Gowa)