Shaifuddin Bahrum, pria kelahiran Rappang, Kabupaten Sidrap, 11 Oktober 1963, adalah seorang penulis cerpen, penulis puisi, penulis artikel sastra, penulis naskah film dan drama, peneliti budaya (terutama yang berhubungan dengan sejarah dan kebudayaan Tionghoa di Sulsel), penulis buku, wartawan, dosen, dan terakhir ia dikenal sebagai sutradara Film Ati Raja.
--------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 23 Januari 2020
Mengenang
Shaifuddin Bahrum, Sang Penulis, Wartawan, Budayawan, Dosen, dan Sutradara
Oleh:
Asnawin Aminuddin
Berita duka meninggalnya
Shaifuddin Bahrum menyebar begitu cepat melalui media sosial Facebook (FB) dan
grup-grup WhatsApp (WA), pada Rabu siang, 22 Januari 2020, beberapa saat
setelah ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Ucapan duka pun
langsung terbaca di linimasa Facebook almarhum Shaifuddin Bahrum, dan juga di linimasa
Facebook ribuan orang pada hari yang sama hingga sehari setelahnya.
Siapa Shaifuddin Bahrum?
Pria kelahiran Rappang, Kabupaten Sidrap, 11 Oktober 1963, adalah seorang penulis
cerpen, penulis puisi, penulis artikel sastra, penulis naskah film dan drama, peneliti
budaya (terutama yang berhubungan dengan sejarah dan kebudayaan Tionghoa di
Sulsel), penulis buku, wartawan, dosen, dan terakhir ia dikenal sebagai sutradara
Film Ati Raja.
Ia pernah menjadi
wartawan Harian Pedoman Rakyat (diajak oleh almarhum Asdar Muis RMS), dan
kemudian menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Pecinan Terkini, serta Redaktur di
Majalah Makassar Terkini.
Penulis cukup akrab
dengan almarhum Shaifuddin Bahrum, karena pernah bersama-sama sebagai wartawan
Harian Pedoman Rakyat dan juga sama-sama mengajar pada Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
Shaifuddin Bahrum mengajar pada beberapa perguruan tinggi, tetapi hingga hayatnya ia tercatat sebagai dosen tetap pada FKIP Unismuh Makassar. Itu terlihat pada website https://forlap.ristekdikti.go.id/dosen/, dimana almarhum sebagai dosen tetap Program Studi Pendidikan Seni Rupa, FKIP, Unismuh Makassar.
Tentu saja banyak
kenangan kami sebagai sesama wartawan Harian Pedoman Rakyat dan juga sebagai
sesama pengajar di Unismuh Makassar yang kebetulan salah satu mata kuliah yang
ia ampu yaitu Mata Kuliah Jurnalistik, sama dengan maka kuliah yang saya ampu
sebagai dosen luar biasa (dosen LB, bukan dosen tetap).
Salah satu kenangan
yang tak terlupakan ketika pada suatu hari, saat kami kebetulan baru saja
keluar ruangan kelas setelah mengajar, kami berpasapan dan kemudian kami
sepakat pergi makan bersama di Kios Aroma, Gowa, tak jauh dari perbatasan
Gowa-Makassar.
Kami masing-masing naik
sepeda motor dari kampus Unismuh di Jl Sultan Alauddin ke Kios Aroma yang
jaraknya kurang lebih satu kilometer. Kemudian makan bersama dan berbincang-bincang
selama kurang lebih dua atau tiga jam.
Suatu hari, kami juga
kebetulan bertemu di Warkop Sahabat, di perempatan Jl Lagaligo dan Jl Lasinrang,
dan almarhum Shaifuddin Bahrum membawa kumpulan kertas yang berisi tulisan
tentang sejarah keberadaan orang-orang Tionghoa di Sulsel.
“Saya sementara
mengumpulkan bahas untuk menulis buku sejarah keberadaan orang-orang Tionghoa
di Sulsel,” katanya sambil menyebutkan beberapa nama yang mendorongnya menulis
buku, antara lain Arwan Tjahjadi.
Film
Ati Raja
Atas dorongan Arwan Tjahjadi
pula, almarhum akhirnya menjadi sutradara Film Ati Raja yang dirilis pada tahun
November 2019. Bukan hanya menyutradai Film Ati raja, Shaifuddin Bahrum juga
adalah penulis naskah film tersebut.
Film Ati Raja adalah
film biografi seorang seniman bernama Ho Eng Dji. Ia adalah seorang penyair dan
musisi Makassar yang lahir di Kassi Kebo, Kabupaten Maros, tahun 1906, dan
wafat 1960 di Makassar.
Dengan latar budaya
kehidupan kaum Tionghoa, si anak peranakan Ho Eng Dji hidup bergaul dengan harmonis
dengan masyarakat Makassar. Baginya, tidak ada istilah orang pribumi dan non-pribumi.
Yang ada hanyalah masyarakat multietnik yang melebur dalam satu yakni
masyarakat Makassar.
Lagu Ciptaannya yang
populer hingga saati ini antara lain Ati Raja, Sailong, Dendang-dendang, dan Amma
Ciang.
Film Ati Raja menyuguhkan
hubungan antar budaya dan kisah cintanya yang sendu. Para pemain yang bergabung
di antaranya Fajar Baharuddin, Jennifer Tungka, Stephani Andries, Chesya
Tjoputra, Goenawan Monoharto, Zulkifli Gani otto, Noufah A Patajangi, Saenab
Hasmar, Agung Iskandar, dan Gregorius.
Sebagai bumbu dalam
film berdurasi berdurasi 84 menit dan berada dalam naungan produksi
Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar (P2TM), juga dikisahkan perjalanan
hidup Ho Eng Dji mulai dari ketika ia mengenyam pendidikan lalu sampai
kecintaannya terhadap sastra, beberapa scene karyanya, serta kisah cintanya.
Lika liku kehidupan
yang penuh perjuangan itulah yang mengantarkan Ho Eng Dji pada titik di mana
karyanya terus dikenang terutama oleh masyarakat Makassar.
***
Biodata
Shaifuddin Bahrum
Nama:
Shaifuddin Bahrum
Tempat/tanggal
lahir: Rappang, Sidrap, 11 Oktober 1963
Pendidikan:
-
SD
Muhammadyah Mamajang Makassar (1977)
-
SMP
Neg I Makassar (1981)
-
SMA
Neg 3 Makassar (1983)
-
S1
Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar (1991)
-
S2
Program Studi Antropologi Unhas Makassar (2005)
Karier:
-
Dosen
Luar Biasa Fakultas Sastra Unhas (1990 – 1998)
-
Mengajar
Mata kuliah Bahasa Indonesia dan Kajian Sastra pada beberapa perguruan tinggi
swasta di Makassar
-
Lembaga
Swadaya Masyarakat sebagai tenaga sukarela (1988-1992)
-
Pendiri
Yayasan Budaya Baruga Nusantara
-
Tenaga
peneliti seni dan budaya mandiri (sukarela) Pada Asosiasi Tradisi Lisan (ATL),
Jakarta (1997 – hingga akhir hayatnya)
-
Staf
peneliti pada Divisi Ilmu Sosial dan Humaniora, Pusat Kegiatan Penelitian (PKP)
Unhas (sampai tahun 2003)
-
Staf
peneliti lepas pada Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisi Makassar (hingga
akhir hayatnya)
-
Penulis
lepas (kolom, opini, kritik dan karya sastra) di beberapa media lokal di
Sulawesi Selatan.
-
Penulis
naskah drama dan Sutradara Teater
-
Menjadi
Redaktur Budaya Harian pedoman Rakyat (2007)
-
Redaktur
Pelaksana Majalah Bulanan Pecinan Terkini (2008 – hingga akhir hayatnya)