NEGERI ANTAH BERANTAH. Di negeri antah-berantah itu, jalan menuju kesejahteraan rakyatnya ditawari tunggangan yang diyakini hampir seluruh penduduknya akan membawanya ke tempat yang dijanjikan itu dengan cepat dan aman, yaitu sapi.
-----------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 22 Februari 2020
OPINI:
Pengembangan
Sapi dengan Program “Sapi Kurus dan Gizi Buruk”
Oleh: Alimuddin Namba
Sangatlah tepat peringatan dini agama Islam bahwa; “Serahkanlah suatu pekerjaan kepada ahlinya”, karena pekerjaan di tangan orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya (kegagalannya)
Sebahagian orang
menganggap remeh peringatan ini, sehingga begitu banyak pembenaran yang
dijadikan alasan untuk menyangkalinya. Di sini saya tunjukkan contoh yang
nyata, akibat dari menyerahkan pekerjaan kepada yang bukan ahlinya.
Bahwa dengan segala
dalih pembenaran di suatu daerah antah-berantah, untuk mengurusi lembaga yang
dihadirkan untuk menata dan mengatur kepentingan petani, didatangkanlah
orang-orang dari planet lain sebagai penentu kebijakan sektor itu (bukan to manurung).
Maka mulailah makhluk dari
planet lain ini mengutak-atik program prioritas junjungannya dengan berbagai
ulah untuk disanjung. Dan atas nama kreativitas, digulirkan untuk menarik
perhatian orang-orang bodoh yang tidak berdaya dengan menyebarkannya ke
seantero negeri antah-berantah itu melalui propaganda magic pencitraan.
Dan orang-orang bodoh pun
terpedaya, maka sanjungan dan applaus telah menebarkan bau busuk yang
menyengat, yang kemudian ditimpakan kepada orang-orang waras yang berjuang pada
lintasan yang benar sebagai penyebabnya.
Maka jadilah dia
sebagai kambing hitam yang dicaci-maki oleh orang-orang bodoh dengan stempel
penghambat pembangunan, sementara di tempat lain kelompok pengacau yang
sesungguhnya yang berlabel pejuang rakyat karena telah dilegalkan oleh
persekongkolan jahat, merayakan kebodohan penduduk negeri antah-berantah dengan
mengadakan pesta pora.
Di negeri antah-berantah
itu, jalan menuju kesejahteraan rakyatnya ditawari tunggangan yang diyakini
hampir seluruh penduduknya akan membawanya ke tempat yang dijanjikan itu dengan
cepat dan aman, yaitu sapi.
Maka ditebarlah
keunggulan kendaraan yang fantastis ini ke otak rakyatnya melalui publikasi
media yang mengesampingkan logika dan kepeduliannya pada rakyat, hanya karena
urusan sakit perut.
Kini penguasa yang
kelilingi oleh para penentang ketentuan di atas melenggang dengan seluasa karena
telah mendapatkan legitimasi dari rakyat dan lembaganya dengan tipu daya yang
meyakinkan.
Titah mereka pada
rakyatnya yang disebarluaskan oleh media yang telah kehilangan logika, bahwa
kendaraan yang kami janjikan pada kalian yang akan mengantar Anda pada
kesejahteraan, telah kami siapkan.
Penguasa
Tidak Ahli
Maka datanglah penguasa
yang tidak ahli ini kepada lembaga yang telah mendapat pengakuan di negeri yang
sah untuk diajak berpartisipasi pada program yang bodoh sebagai materi
pencitraan dengan menantang mereka mengembangkan sapi kembar di negerinya untuk
kesejahteraan rakyatnya. Sepintas kedengarannya sangat luar biasa.
Ketidak-ahliannya pada
bidang yang didudukinya membuatnya menjadi kajili-jili,
dan anehnya sikapnya ini diamini oleh rakyatnya dan dianggap sebagai sebuah
terobosan, maka para intelektual yang menempatkan setiap persoalan pada logika
berpikir semakin tersingkir, karena arus pencitraan semakin kuat.
Kenapa kekuasaan kelompok
yang tidak ahli akan berujung pada kehancuran? Pertama, dasar pijakan berpikir
dan tindakannya tidak kuat. Kedua, pemahamannya dangkal, sehingga mereka hanya
berpikir linear. Ketiga, tanggung jawab moralnya pada bidang itu sangat rendah.
Keempat, apa yang
mereka lakukan dianggapnya luar biasa dan menganggap sebuah kreativitas karena
dia merasa mampu berbuat di luar bidang keahliannya dan hanya itu tujuannya, sehingga
itu dianggapnya sebagai prestasi yang harus dihargai, padahal yang dia lakukan
sebenarnya jauh di bawah standar keahlian yang sebenarnya dimiliki orang lain.
Kelima, mereka sangat
lamban merespons perubahan yang terjadi, karena untuk merespons, mereka
dihantui ketakutan dari tindakan yang salah dan keliru (tidak percaya diri).
Keenam, mereka tidak
tunduk pada kaidah keahlian dan mereka hanya tunduk pada junjungannya. Kedelapan,
kecenderungannya untuk kurang siri’,
tinggi dan seterusnya.
Kongkritnya upaya
pengembangan sapi kembar, orang yang tidak ahli ini dianggap sebagai gagasan yang hebat. Kenapa? Karena pikirannya
sangat dangkal, sebab tidak ditunjang oleh referensi yang kuat.
Cara berpikirnya sangat
linear tanpa mempertimbangkan kaidah-kaidah
ilmiah, hanya mempertimbangkan dampak positifnya dengan mengesampingkan
dampak buruknya, karena mereka tidak mampu menakar untung ruginya itu karena
mereka tidak memiliki takaran.
Yang mereka pikirkan
adalah jika jumlah induk sapi adalah 1.000 ekor dengan menghasilkan anak kembar,
maka populasi sapi di negerinya akan bertambah 2.000 ekor, sehingga dalam waktu
yang relatif singkat, target populasi ternak sapi terpenuhi. Ini cara berpikir
linear dengan pijakan yang sempit karena hanya mempertimbangkan kuantitas.
Program
Sapi Kembar
Selanjutnya kalau yang
punya keahlian tentu pikirannya tidak sesederhana itu, karena jika itu menjadi
keputusan, maka harus dipertanggung-jawabkan secara ilmiah, sehingga program
sapi kembar harus dilihat dari berbagai aspek, bukan cuma penambahan jumlah,
tetapi berbagai aspek menjadi pertimbangan.
Bebagai aspek itu
antara lain, pertama kapasitas peternak. Kedua, bagaimana kemampuan induk sapi
memproduksi susu secara alami jika kebutuhan gizinya terpenuhi atau tidak
terpenuhi setiap hari. Ketiga, berapa liter kebutuhan susu anak sapi yang
menyusui dan berapa lama.
Ini dulu yang kita
urai. Kemampuan induk sapi memproduksi susu setiap hari jika kebutuhan gizinya
terpenuhi antara 11 liter sampai 16 liter dan kalau kebutuhan gizi tidak
terpenuhi, produksinya bervariasi dan di bawah 11 kg, disinilah kapasitas
peternak dan input sarana produksi dibutuhkan, mampukah peternak?
Selanjutnya berapa
liter susu yang dibutuhkan oleh anak sapi yang menyusui setiap harinya dan
berapa lama masa kritisnya. Kebutuhan susu
anak sapi yang memyusui adalah 8% hingga 10% dari berat badannya setiap
hari, sedangkan masa kritisnya satu hari sampai 90 hari.
Sebagai ilustrasi, jika
berat badan anak sapi berat rata-rata dari lahir sampai tiga bulan adalah 10
kg, maka kebutuhan normalnya adalah 2 liter per hari, sementara produksi susu
induknya hanya 1, 6 liter. Ini untuk satu ekor anak saja kebutuhan idealnya tidak
terpenuhi, itulah kenapa induk sapi pada saat menyusui pada umumnya kurus.
Jadi bisa dibayangkan kalau
dua anak yang menyusui pada satu induk, maka kebutuhan gizinya tidak terpenuhi,
jauh di bawah standar ideal, sehingga yang terjadi adalah anak sapi gizi buruk.
Induknya akan semakin kurus karena perilaku anaknya yang terus menerus menempel
pada susu induknya karena lapar. Akibatnya, induk terganggu pola makannya, maka
yang terjadi adalah induk yang semakin kurus.
Kalau peternak tidak
mampu mengatasi ini dan masa bodoh, maka yang terjadi adalah penurunan jumlah
populasi ternak sapi di negeri antah-berantah tersebut, karena kemungkinan yang
gizi buruk dan yang kurus sekali akan mengalami kematian.
Tapi tentu ada dalil
lain yang akan digunakan yaitu pemberian susu tambahan untuk pemenuhan gizi
anak sapi dan pemberian konsetrat untuk induknya. Tapi ingat, untuk suplai ini
harus dihitung sisi ekonomisnya sebagai sebuah usaha apalagi kalau dikekola
oleh rakyat, bisa jadi tujuannya mensejahterakan mereka tetapi sebaliknya yang
terjadi yaitu mereka dibangkrutkan oleh usahanya.
Semoga pemikiran
penulis saja yang salah, karena penulis bukan juga ahlinya.
Moncongkomba, Takalar,
Rabu, 19 Februari 2020
------------
Artikel terkait:
Bupati Takalar Tantang Unhas Kembangbiakkan Sapi Kembar
------------
Artikel terkait:
Bupati Takalar Tantang Unhas Kembangbiakkan Sapi Kembar