CIRI BAHASA JURNALISTIK. Kata-kata yang singkat, padat, sederhana, dan lugas itu adalah ciri bahasa jurnalistik. Selain singkat, padat, sederhana, dan lugas, masih ada lagi beberapa ciri bahasa jurnalistik, antara lain menarik, jelas, demokratis, dan logis.
---------
Bahasa Indonesia Jurnalistik (3):
Singkat, Padat, Jelas, Sederhana, Lugas, dan Menarik
Oleh : Asnawin Aminuddin
(Wartawan / Pengajar)
Kata merupakan modal dasar dalam menulis. Semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula gagasan yang sanggup diungkapkan.
Dalam penggunaan kata,
ada dua persoalan yaitu ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Ketepatan
mempersoalkan apakah pilihan kata yang dipakai sudah tepat, sehingga tidak
menimbulkan interprestasi yang berlainan antara penulis dan pembaca.
Juga menyangkut
kesesuaian pilihan kata, yang mempersoalkan pemakaian kata yang tidak merusak
wacana. (TS Asmadi; 2006)
Dalam menulis kalimat,
kita perlu memperhatikan pedoman tertentu agar pesan atau isi sampai ke
saasaran (pembaca/pendengar) dengan tepat seperti yang kita inginkan. Ingat,
kalimat yang panjang akan menimbulkan kebosanan dan menyulitkan pembaca untuk
memahami isinya.
Karena itulah, wartawan
disarankan menulis paling banyak 25 kata dalam satu kalimat, dan lebih baik
jika kurang dari 20 kata dalam satu kalimat. Itulah sebabnya, wartawan kerap
memenggal kalimat yang ditulisnya dengan menggunakan satu atau beberapa tanda
baca koma (,).
Wartawan di ruang
redaksi juga selalu diingatkan agar sedapat-mungkin menghindari penggunaan dua
kata yang sama dalam satu kalimat.
Pemakaian bahasa jurnalistik
lebih menekankan pada daya komunikatifnya, sehingga wartawan disarankan memakai
kata-kata yang singkat, padat, sederhana, dan lugas.
Selain itu, wartawan
juga perlu mengetahui bahwa bahasa jurnalistik itu berada di antara bahasa ilmu
dan bahasa sastra. Bahasa ilmu biasanya penuh fakta, kering, dan tidak bergaya,
sedangkan bahasa sastra biasanya imajinatif dan penuh gaya.
Di sisi lain, bahasa
jurnalistik ditulis dengan mempertimbangkan ruang (bagi media cetak) dan waktu
(bagi media elektronik). Karena itulah, unsur kehematan dan efektivitas sangat
penting.
Agar bahasa jurnalistik
benar-benar komunikatif, dalam arti informasi atau pesan yang disampaikan
kepada pembaca atau pendengar tersampaikan dan dapat dipahami, serta mendapat
umpan balik (minimal dalam bentuk manggut-manggut), maka wartawan harus
benar-benar menggunakan kata-kata yang singkat, padat, sederhana, dan lugas.
Ciri
Bahasa Jurnalistik
Kata-kata yang singkat,
padat, sederhana, dan lugas, itu adalah ciri bahasa jurnalistik. Selain singkat,
padat, sederhana, dan lugas, masih ada lagi beberapa ciri bahasa jurnalistik, antara
lain menarik, jelas, demokratis, dan logis.
Bahasa jurnalistik juga
menghindari kata tutur, menghindari kata atau istilah asing, menghindari kata
atau istilah teknis, serta mengutamakan kalimat aktif.
Singkat
Singkat berarti
langsung kepada pokok masalah (to the
point), tidak bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu
pembaca yang sangat berharga.
Ruangan atau kapling
yang tersedia pada kolom-kolom halaman surat kabar, tabloid, atau majalah
sangat terbatas, sementara isinya banyak dan beraneka ragam. Begitu pun durasi
yang disediakan untuk pembacaan berita di media televisi dan radio siaran.
Pada berita tulis untuk
media cetak, kadang-kadang dijumpai penggunaan kata yang sebenarnya mubazir, misalnya:
“…. pada hari Kamis, 16 April 2020.”
Kata “..pada hari ....”
dalam penggalan kalimat itu seharusnya dibuang saja, karena mubazir. Tanpa dua
kata itu pun, maknanya tidak berubah, sehingga cukup ditulis; “... Kamis, 16
April 2020.”
Contoh lain, di dalam
kalimat tertulis: “… melakukan pencurian….”. Dua kata dalam penggalan kalimat
ini dapat disingkat menjadi, “...mencuri...”
Padat
Patmono SK, redaktur
senior surat kabar Sinar Harapan, dalam buku “Teknik Jurnalislik” (1996: 45), mengatakan,
padat dalam bahasa jurnalistik berarti sarat informasi.
Setiap kalimat dan paragrap yang ditulis memuat
banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca. Ini berarti
terdapat perbedaan yang tegas antara kalimat singkat dan kalimat padat.
Kalimat yang singkat
tidak berarti memuat banyak informasi, sedangkan kalimat yang padat, kecuali
singkat juga mengandung lebih banyak informasi.
Dalam kalimat yang
padat, semua informasi yang diperlukan (5W dan 1H) sudah tertampung. Peristiwa
apa, siapa yang terlibat dalam peristiwan dimana, kapan, latar belakang
kejadiannya, dan bagaimana kejadiannya tergambar jelas.
Sederhana
Sederhana berarti selalu
mengutamakan / memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya
oleh khalayak yang sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat
intelektualitasnya, maupun karakteristik demografis dan psikografisnya.
Jelas
Jelas berarti mudah
ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Jelas di sini mengandung tiga arti,
yakni jelas artinya, jelas susunan kata atau kalimatnya, serta jelas sasaran
atau maksudnya.
Lugas
Lugas berarti tegas,
tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau penghalusan kata dan kalimat
yang bisa membingungkan khalayak pembaca, sehingga terjadi perbedaan persepsi
dan kesalahan konklusi.
Kata yang lugas selalu
menekankan pada satu arti serta menghindari kemungkinan adanya penafsiran lain
terhadap arti dan makna kata tersebut.
Menarik
Menarik artinya mampu
membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, serta
membuat orang yang sedang tertidur, terjaga seketika.
Bahasa jurnalistik
berpijak pada prinsip menarik, benar, dan baku, sedangkan bahasa ilmiah merujuk
pada pedoman benar dan baku saja. Inilah yang menyebabkan karya-karya ilmiah
lebih cepat melahirkan rasa kantuk ketika dibaca.
Wartawan harus mampu
menulis berita yang menarik dan enak dibaca, agar tidak menimbulkan kebosanan
dan sebaliknya memunculkan semangat dan rasa penasaran untuk dibaca hingga bagian
akhir berita. (bersambung)
--------
Artikel sebelumnya:
Bahasa Indonesia Jurnalistik (2)
Bahasa Indonesia Jurnalistik (1)
-------
Referensi:
Asmadi, TD, 2006, “Bahasa Jurnalistik”
dalam Kumpulan Makalah “Membangun Kapasitas Media”, Dewan Pers
Sarwoko, Tri Adi, 2007, Inilah Bahasa Indonesia
Jurnalistik, Andi Yogyakarta
Ciri Utama Bahasa Jurnalistik, Diposting
oleh Kang arul, pada 31 Juli 2009, https://kangarul.wordpress.com/2009/07/31/ciri-utama-bahasa-jurnalistik/,
dan dikutip pada 15 April 2020
--------
Artikel sebelumnya:
Bahasa Indonesia Jurnalistik (2)
Bahasa Indonesia Jurnalistik (1)