Tapi untuk petani dan
nelayan, jangan dong lockdown, nanti
orang kota tidak makan. Dan ingat, bertani di
sawah dan kebun, fisik menjadi lebih sehat, kuat untuk melawan virus corona,
hehe... (Buhari Kahar)
----------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 11 April 2020
Kesadaran
atau Ketakutan Kolektif Berwujud Lockdown
Inisiatif
Hari Jum’at, 10 April
2020, saya perhatikan pada beberapa ruas jalan di Kota Makassar, banyak toko
dan tempat jualan di pinggir jalan yang
pada tutup.
Saya rasa ini adalah
hasil dari pesan berantai lewat medsos, berupa ajakan untuk tidak melakukan
aktivitas di luar rumah dari tanggal 10 s/d 12 April 2020. Suatu pesan berantai
entah siapa pembuatnya, dan yang jelas bukan dari pemerintah.
Inilah wujud suatu kesadaran
kolektif atau mungkin juga ketakutan kolektif, yang berwujud menjadi lockdown inisitif, yang diharapkan bisa
memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Saya berharap
pemerintah dan aparat petugas, tidak usah dipersoalkan atau dipermasalahkan
pesan yang berantai itu. Toh ini sangat bermanfaat. Sebab jika pemerintah yang
minta masyarakat untuk lockdown,
masih akan panjang perdebatan dan belum tentu masyarakat disiplin mentaati. Tetapi
kalau masyarakat sendiri yang men-lockdown
aktivitasnya, kan itu jadi lebih bagus, menjadi soft lockdown.
Toh juga dari hari Jum’at
s/d hari Ahad memang bukan hari kerja, karena hari Jum’at ini tanggalnya merah.
Tapi untuk petani dan
nelayan, jangan dong lockdown, nanti
orang kota tidak makan.
Dan ingat, bertani di
sawah dan kebun, fisik menjadi lebih sehat, kuat untuk melawan virus corona,
hehe...
Buhari
Kahar
(Warga Makassar, mantan
Anggota DPRD Sulsel)
--------
Surat Pembaca sebelumnya:
Tak Pulang Kelaparan, Pulang Ditolak, Perantau Butuh Makan
Siangnya Disemprot Disinfectant, Malamnya Masjid Kami Ditutup
--------
Surat Pembaca sebelumnya:
Tak Pulang Kelaparan, Pulang Ditolak, Perantau Butuh Makan
Siangnya Disemprot Disinfectant, Malamnya Masjid Kami Ditutup