“Nabilang
Daeng Lurang, mauku’ tong itu kurasa menyumbang kepada orang-orang yang
kehilangan pekerjaan, orang-orang yang dirumahkan, orang-orang menderita
hidupna akibat adanya wabah virus corona dan adanya pembatasan sosial, serta
adanya imbauan pemerintah untuk tinggal di rumah,” tutur Daeng Nappa’. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 15 April 2020
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Mauku’
tong Itu Kurasa Menyumbang
“Kemarin ketemuka’ Daeng Lurang di warkop terminal. Salamna beng,” ungkap Daeng
Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Nappa’.
“Wa’alaikummussalam
warahmatullahi wabarakatuhu. Apa yang dibahas belah?” tanya Daeng Tompo’.
“Nabilang
Daeng Lurang, mauku’ tong itu kurasa menyumbang kepada orang-orang yang
kehilangan pekerjaan, orang-orang yang dirumahkan, orang-orang menderita
hidupna akibat adanya wabah virus corona dan adanya pembatasan sosial, serta
adanya imbauan pemerintah untuk tinggal di rumah,” tutur Daeng Nappa’.
“Terus
kenapa tidak menyumbangi beng?” tanya Daeng Tompo’.
“Saya
juga tanya begitu,” ujar Daeng Nappa’.
“Jadi
apa nabilang?” tanya Daeng Tompo’.
“Nabilang,
bagaimanaki’ mau menyumbang, sedangkan kita’ juga dipotong gajita’. Nabilang,
kita’ ini bukan pejabat, karyawan biasajaki’, gajita’ kecil, eh dipotongi lagi
karena adanya pandemi virus corona,” papar Daeng Nappa’.
“Kasianna itu kodong,”
gumam Daeng Tompo’ seraya menyeput kopi pahitnya. (asnawin)
---------
Obrolan sebelumnya: