AKTIF DAN KREATIF. Murid-murid SD Negeri Borong, Makassar, tetap aktif dan kreatif selama “libur corona” alias tidak ke sekolah dengan adanya wabah global atau pandemi virus corona.
-------
Rabu, 08 April 2020
Tetap
Aktif dan Kreatif Selama “Libur Corona”
-
Murid
SD Borong Makassar Menggambar dan Bikin Puisi
-
Juga
Rajin Berolahraga dan Dibuktikan dengan Video
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). “Pak bisa bikin puisi... Pak ada mi
gambarku,” begitu chat di grup WhatsApp “MBS” SD Negeri Borong, Makassar.
MBS merupakan singkatan dari Minat Bakat Siswa.
Grup WA ini anggotanya
adalah murid-murid yang mengikuti ekstrakurikuler seni, yang dibina oleh Rusdin
Tompo, seorang aktivis anak yang juga dikenal sebagai penulis buku dan penyair.
“Grup
WA ini sengaja dibentuk agar aktivitas eskul yang biasa dilakukan pada Kamis
dan Sabtu tetap bisa berjalan,” kata Rusdin, kepada wartawan via WA kepada Pedoman Karya, Selasa, 07 April 2020.
Disampaikan
bahwa sejak keluarnya imbauan pemerintah untuk bekerja dari rumah (work from home) dan tetap di rumah saja
(stay at home) menyusul merebaknya
pandemi Corona, praktis anak-anak “libur corona” alias tidak ke sekolah.
Dampaknya
juga pada pengembangan bakat dan kreativitasnya, sehingga dicarikan solusi agar
anak-anak bisa tetap produktif lewat karya-karyanya, baik itu menulis puisi
maupun menggambar atau melukis.
“Jadi
meskipun mereka tinggal di rumah dan tidak ke sekolah, mereka tetap aktif dan
kreatif,” kata Rusdin.
Hasilnya,
kata Rusdin, ternyata luar biasa. Anak-anak mampu merekam situasi wabah
Covid-19 lewat karyanya, misalnya ada yang menulis puisi berjudul “Pulanglah
Corona”, dan “Mainmu terlalu jauh.”
“Ada
juga yang mempersembahkan puisinya untuk paramedis di lapangan yang terus
berupaya membantu penyembuhan para pasien,” kata Rusdin.
Pada
gambar-gambar mereka juga terlihat bagaimana mereka cukup bisa menangkap upaya
pencegahan yang harus dilakukan, seperti gambar yang menganjurkan perlunya
rajin mencuci tangan, gambar orang mengenakan masker, serta gambar petugas yang
tengah melakukan penyemprotan disinfektan.
Orangtua
juga sangat mendukung aktivitas anaknya, karena mereka ikut memposting
puisi-puisi dan gambar-gambar karya anaknya tersebut.
“Kegiatan
menulis puisi dan menggambar ini, bisa jadi terapi yang menyenangkan agar
anak-anak tidak bosan selama di rumah,” beber Rusdin yang tengah mempersiapkan
buku tentang Jurnalisme Sekolah itu.
Meskipun
diliburkan, tidak berarti aktivitas pembelajaran di SD Negeri Borong sepi.
Bahkan di sekolah selalu terlihat ada guru yang hadir untuk memastikan tanaman
dan halaman sekolah terawat baik.
Kepala
SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir MPd, membuat kebijakan sistem shift di
mana setiap hari ada dua guru yang bertugas. Kebijakan guru piket ini hanya
diperuntukkan bagi-guru yang masih berusia di bawah 50 tahun.
Jadi
aspek pembelajaran kepada anak-anak tetap berjalan, begitupun aspek keamanan
sekolah harus tetap terjaga.
Pembelajaran
daring di sekolah yang terletak di Kecamatan Manggala, Makassar, tak terkecuali
untuk mata pelajaran olahraga. Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
(PJOK), Evawaty Bahtiar SPd, mengungkap bahwa dirinya sudah membagikan di
setiap grup kelas agar melakukan senam setiap pukul 07.00 wita sebelum
pembeljaran daring dimulai.
Salah
satu materi pembelajaran yang dibagikan itu adalah video Senam PGRI yang
link-nya dengan mudah bisa ditemukan di kanal Youtube.
“Jadi,
aktivitas di sekolah yang biasanya dilakukan setiap Sabtu pagi, bisa dilaksanakan
di rumah masing-masing,” jelas guru yang akrab disapa Bu Eva itu.
Bahkan,
menurutnya, orang tua juga bisa ikut senam bersama anaknya agar tubuh tetap
bugar. Ditambahkan, pembelajaran praktik olahraga melalui daring dimulai untuk
kelas 6, pada Kamis, 26 Maret 2020.
Ia
menjelaskan, dirinya hanya mendiktekan tugas kepada murid-muridnya lalu
dilakukan di rumah, antara lain melakukan pemanasan, sit-up dan back-up. Video
praktik itu kemudian dikirim kepadanya. Ada yang japri ada pula yang dikirim ke
grup.
“Mari kita tetap
berolahraga biar sehat untuk mencegah diri kita dari paparan virus corona,”
ajak Bu Eva. (rt)