SHALAT IED. Warga Desa Barua,
Kecamatan Eremerasa, Kabupaten Bantaeng, melaksanakan shalat ied, di
Masjid Al-Muhajir Barua, Ahad, 24 Mei 2020. Pelaksanaan shalat ied diikuti terbatas oleh warga setempat. (Foto: Evi Sulfiani)
-------
Ahad, 24 Mei 2020
Rindu
Shalat di Masjid, Warga Desa Barua Bantaeng Shalat Idul Fitri Secara Terbatas
BANTAENG,
(PEDOMAN KARYA). Sudah dua bulan lebih umat muslim di perkotaan dan di
pedesaan banyak yang tidak melaksanakan shalat Jumat karena adanya wabah global
atau pandemi virus corona alias Covid-19.
Karena sudah lama tidak berjamaah di
masjid, umat Islam pun merasa rindu untuk shalat berjamaah dan momentum Hari
Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah dimanfaatkan guna melepas kerinduan tersebut.
Dan itulah yang dilakukan warga Desa Barua,
Kecamatan Eremerasa, Kabupaten Bantaeng. Mereka melaksanakan shalat ied di
Masjid Al-Muhajir Barua, Ahad, 24 Mei 2020.
“Kami rindu shalat berjamaah di masjid.
Kami ingin melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid,” ungkap Amal, salah
seorang warga setempat kepada penulis.
Shalat ied dilaksanakan secara terbatas
yakni hanya bagi warga yang berdomisili di sekitar Masjid Al-Muhajir, dan
jumlahnya memang tidak seberapa.
Shalat ied dipimpin Ustadz Syamsul Qomar,
Pengasuh Pondok Pesantren DDI Mattoangin, yang bertindak sebagai imam sekaligus
khatib.
Dalam khotbahnya yang relatif singkat, Ustadz
Syamsul Qomar menyampaikan pentingnya memetik pelajaran dari pandemi virus
corona atau Covid-19.
“Hari raya kita tahun ini sangat berbeda
dengan biasanya, hanya karena makhluk Allah yang namanya corona. Ini
membuktikan betapa lemahnya manusia di hadapan Allah,” kata Syamsul Qomar.
Karena itulah, katanya, tak layak bagi
kita merasa atau berlaku sombong, merasa tinggi atau kuat. Buktinya, hanya
dengan makhluk Allah yang sangat kecil, bahkan tidak terlihat oleh pandangan
mata manusia apabila tanpa menggunakan alat, kita umat manusia sudah tidak
berdaya.
“Makhluk Allah yang bernama corona ini saja,
kita sudah tidak mampu melawannya,” kata Syamsul Qomar.
Ia juga menyampaikan akan pentingnya
mengikuti anjuran pemerintah agar tidak mudik selama masa pandemi Covid-19, dan
senantiasa menjaga iman dan imun di tengah pandemi.
“Semoga di Hari Raya Idul Fitri ini, dan
keagungan bulan Ramadhan kemarin, Allah berkenan mengangkat bala’ dan musibah,
baik lahir maupun batin,” kata Syamsul Qomar.
Haji Sholeh yang memandu pelaksanaan
shalat ied menyampaikan bahwa pelaksanaan shalat ied mengacu kepada anjuran
pemerintah yakni protokol kesehatan pandemi Covid-19, antara lain menjaga jarak,
memakai masker, dan membawa sajadah dari rumah masing masing.
Laporan:
Evi Sulfianti
(Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/FKIP, Universitas Muhammadiyah/Unismuh
Makassar)
Editor: Asnawin Aminuddin
------
Berita terkait Idul Fitri:
Lockdown dan Lebaran yang Terasa Lain di Galesong Takalar
Warga Parangtambung Makassar Tetap Gelar Shalat Id di Tengah Pandemi Covid-19
------
Berita terkait Idul Fitri:
Lockdown dan Lebaran yang Terasa Lain di Galesong Takalar
Warga Parangtambung Makassar Tetap Gelar Shalat Id di Tengah Pandemi Covid-19