TERPELESET. Jari terpeleset saat mengetik itu biasa, apalagi kalau kita mengetik di ponsel (telepon seluler). Maksud hati mengetik huruf M, apa daya huruf N yang terketik. Dan itulah yang terjadi pada sebuah judul berita media daring, pada 03 Juni 2020.
--------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 03 Mei 2020
BAHASA
Jari Terpeleset Saat Mengetik
Jari terpeleset saat
mengetik itu biasa, apalagi kalau kita mengetik di ponsel (telepon seluler). Maksud
hati mengetik huruf M, apa daya huruf N yang terketik. Dan itulah yang terjadi
pada sebuah judul berita media daring, pada 03 Juni 2020.
Judul beritanya, “Operasional
Angkutan Senbako Covid-19, Siapa Tanggung.?” Fokus kita bukan pada kalimatnya,
melainkan pada kata “Senbako”. Kata “Senbako” ini jelas salah. Kata yang benar
yaitu “Sembako”, akronim dari sembilan bahan pokok.
Sebenarnya sangat
manusiawi kalau jari kita terpeleset saat mengetik, baik saat mengetik di ponsel,
maupun saat mengetik di komputer atau laptop.
Namun menjadi tidak
manusiawi lagi, kalau kita tidak membaca ulang apa yang sudah diketik sebelum
diposting di media sosial, di media massa (sebagai berita), atau di dalam
artikel (artikel opini, esai, skripsi, makalah, dll).
Tidak membaca ulang itu
sebuah keteledoran, atau bahkan boleh dikatakan sebuah kebodohan. Jika terjadi
kesalahan ketik karena jari terpeleset, apalagi kalau itu terjadi pada judul
berita misalnya, maka tentu orang akan menertawakan, bingung, atau marah.
Maka sangatlah bijak
kalau, katakanlah reporter (wartawan yang menulis berita), membaca ulang setiap
berita yang diketiknya sebelum menyetornya kepada redaktur (wartawan yang
mengedit berita).
Dan lebih bijak lagi,
kalau sang redaktur pun membaca dengan saksama sebelum memposting berita di
laman website, atau sebelum menyerahkannya kepada layouter (media cetak), atau sebelum
dibacakan oleh penyiar (radio / televisi).
Mohon maaf, ini curhat
seorang pembaca. Jangan marah ya, he..he..he.. (asnawin)
Rabu, 03 Juni 2020
--------
--------