Wartawan Senior Ceritakan Kronologi Dirinya Dinyatakan Positif Corona


“Assalamu alaikum wr wb. Hari ini (Rabu, 03 juni 2020), hasil swab saya dinyatakan positif setelah menjalani perawan isolasi di RS Sayang Rakyat Makassar. Di luar dugaan, selama ini saya sudah jarang ke Makassar karena hanya bekerja WFH (work from home, red) baik kuliah kampus maupun koordinasi teman-teman di Graha Pena,” kata Silahuddin Genda dalam postingannya.



---------
Kamis, 04 Juni 2020


Wartawan Senior Ceritakan Kronologi Dirinya Dinyatakan Positif Corona



MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Wartawan senior Harian Fajar Makassar dan Komisaris PT Fajar Ujungpandang Intermedia, Silahuddin Genda, mengakui terus-terang bahwa dirinya dinyatakan positif terserang virus corona atau Covid-19.

Ia sendiri yang mengumumkan di akun Facebook-nya, Rabu sore, 03 Juni 2020. Ia mengatakan, hasil swab atas dirinya setelah diisolasi ternyata positif.

“Assalamu alaikum wr wb. Hari ini (Rabu, 03 juni 2020), hasil swab saya dinyatakan positif setelah menjalani perawan isolasi di RS Sayang Rakyat Makassar. Di luar dugaan, selama ini saya sudah jarang ke Makassar karena hanya bekerja WFH (work from home, red) baik kuliah kampus maupun koordinasi teman-teman di Graha Pena,” kata Silahuddin Genda dalam postingannya.

Pada hari Jumat, 22 Mei 2020, atau dua hari menjelang lebaran Idul Fitri, ia menerima pesan dari seseorang (Silahuddin menyebutnya, rekan bos yang saya tidak perlu sebut namanya) untuk menghadiri acara buka puasa di kawasan Perumdos (Perumahan Dosen Unhas Makassar) Tamalanrea.

“Saya bertemu rekan-rekan pimpinan media di sana. Meja hanya terbatas, 2 ditempati 4 orang setiap meja. Saya banyak diskusi dan akhirnya pamit kembali ke rumah masing-masing,” katanya.

Seusai menghadiri acara buka puasa tersebut, ia segera pulang ke Pangkep. Sesampai di rumahnya sekitar pukul 22.00 Wita, ia ganti pakaian dan membersihkan diri, tetapi kepalanya mulai sakit. Ia menyampaikan kepada isterinya bahwa kepalanya sakit.

Keesokan harinya, ia langsung mandi, tapi setelah selesai mandi badannya mulai terasa panas. Ia berpikir itu hanya demam biasa karena dua pekan dirinya begadang mengisi d4 dan d5 deskripsi diri untuk serdos (sertifikasi dosen).

“Saya menyopiri istri saya membawa sembako ke keluarga dan kerabat, tapi saya pulang cepat karena badan saya makin panas,” ungkap Silahuddin.

Hari Selasa (26 Mei 2020), ia ke dokter praktik karena baru buka pascalebaran. Ia cek darah dan dinyatakan kecapean, tapi ia berpikir bahwa itu gejala tyfus. Malam itu ia lalui setelah minum obat penurun panas, tapi ternyata tidak ada kemajuan.

Jumat (29 Mei 2020), ia berinisiatif ke rumah sakit untuk rapid test dan hasilnya negatif. Karena demamnya tidak juga turun, ia langsung ke UGD RSUD Pangkep pada Ahad, 31 mei 2020.

Ia ambil darah kembali dan hasil rapid dinyatakan reaktif. Hasil foto torax juga ada kesan pneumenia. Ia kemudian menerima telepon dari Direktur RSUD Pangkep untuk diskusi dan disarankan mengikuti isolasi perawatan. Maka ia pun dirujuk ke RS Sayang Rakyat Makassar.

“Kini saya sudah lima hari berjuang melawan virus ini. Sekalian saya ingin sampaikan kepada keluarga dan rekan sejawat saya yang pernah kontak pada Jumat dan Sabtu itu, sebisa mungkin pergi cek darah ke rumah sakit terdekat, karena hal seperti bisa saja menyerang siapa pun,” kata Silahuddin Genda.

Ia mengaku banyak menerima telepon dari teman-temannya dan memberi support. Mereka memberi support bahwa insya Allah ia akan mampu melewati semua ini dengan semangat dan tentunya memperbanyak makanan bergizi agar imunnya tidak drop.

“Ya juga saya tak henti-hentinya berdoa kepada Allah, karena semua ini terjadi atas kehendak-Nya. Saya berharap do’a dan rekan-rekan saya untuk membantu do’a agar bisa kembali dengan selamat, amin,” tulis Silahuddin Genda, dari kamar perawatan RS Sayang Rakyat, Makassar, 02 Juni 2020. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama