--------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 22 Juli 2020
OPINI
Karya
HAMKA dan Syiar UHAMKA
(Dosen Uhamka, Jakarta)
Melalui karya tulis,
Uhamka (Universitas Prof. Dr. Hamka, Jakarta, red) berupaya mendokumentasikan,
merekam jejak sejarah dan mewartakan ide dan hasil-hasil penelitian, guna
mendukung eksistensi dan perkembangan Uhamka sebagai salah satu pilar peradaban
berkesan yang menjadi aset intelektual untuk melintasi zaman, di antaranya
adalah dengan menerbitkan buku yang berstandar memadai.
Menerbitkan buku yang
memadai menjadi tolak ukur perguruan tinggi yang memiliki masa depan
mencerahkan. Menempatkan buku sebagai garda terdepan menjadi aset intelektual
yang sangat tinggi nilainya dalam dunia pendidikan.
Maka, esensi karya buku
menjadi tapak jejak keilmuan, dan juga merupakan media promosi yang sangat
berkesan dan bertahan guna mencerahkan secara nyata. Buku menjadi mata media
aset iqra (membaca) sebagai sumber acuan keilmuan yang mencerahkan dalam
memajukan insan manusia, tanpa pudar dan lekang oleh erosi kemajuan zaman.
Bahkan, buku mampu bertahan tanpa iritasi yang berotasi karena arus revolusi
atau pun evolusi yang menghambatnya.
Terbukti, sejarah telah
mengukir hingga kini, tentang esensi buku hasil karya-karya besar ilmuwan Islam
(yang dicuri oleh Barat) masih menjadi cerminan yang
tersimpan rapi di
arsip-arsip mereka.
Tidak dapat dipungkiri
dan semestinya diakui, bahwa sesungguhnya karya (buku) sangat penting untuk
kemajuan peradaban yang mencerahkan. Hal tersebut terlukis sebagaimana HAMKA (Haji
Abdul Malik Karim Amrullah, red) hingga hari ini, dikenang dan diabadikan
karya-karyanya menjadi aset terpenting. Bukan saja sangat berguna bagi
persyarikatan Muhammadiyah, melainkan juga bagi bangsa Indonesia dan dunia
internasional.
Melalui karya-karya
tertulisnya berupa buku, HAMKA kini hingga masa akan datang terus dikenang,
tiada kan berakhir dan mungkin berhingga kiamat tetap terukir oleh pembacanya
sepanjang zaman.
Dari hasil karya
bukunya, maka kita mengetahui tentang tapak jejak HAMKA. Walaupun kita tidak
pernah bertemu dengan beliau sekalipun, namun melaui karya-karyanya terutama
berupa buku _ratusan jumlahnya, maka kita dapat menimba ilmu melalui gagasan
dan pemikirannya.
Ratusan tulisan hasil
karya HAMKA, baik berupa buku maupun artikel-artikelnya yang secara nyata,
dengan “diam diam” bermakna guna memberi pesan pencerahan untuk kemajuan umat
dan bangsanya. Bahkan, melalui buku yang justru berbicara dengan diksi penuh
kesan dan bermakna yang menjadi aset promosi berdimensi pesan; syiar
menyegarkan yang sungguh luar biasa.
Melalui kesan dan pesan
dari tulisan di dalam bukunya tersebut, maka kita juga bisa bersama di
institusi yang bernama Uhamka, dan itu terinspirasi dari nama besar beliau. Hal
itu, tiada dapat dipungkiri, dan mungkin Tuhan pun juga telah beriqra dan
bertakdir demikian di dalam mengemban amanah pengabdian ini.
HAMKA sendiri,
barangkali tiada mengira betapa dahsyat buah hasil dari karya tulisnya, menjadi
warisan besar setelah ditinggal pergi menghadap Tuhannya. Beliau tulus tanpa
memikirkan untung rugi; buat diri atau pun keluarganya. Terpenting, kesan dari
esensi pesan di dalam buku-bukunya, ia telah mengabdi demi kemanusiaan dan pada
Tuhan; semata menjadi orientasi dedikasinya.
Hingga kini, tiadakan
dapat dipungkiri bahwa esensi dari hasil karya-karyanya tersebut, menjadi bukti
nyata aset intelektual yang bernilai tinggi bagi dunia pendidikan. Baik sebagai
jejak keilmuan maupun media promosi yang sangat berkesan dan bertahan_tanpa
batas zaman, maupun menjadi aset yang sangat bernilai keilmuan sekaligus
sebagai syiar kemajuan.
Bahkan, hakikatnya
semua itu merupakan doa berantai tanpa akhir bagi penulis, termasuk juga bagi
keluarga dan para pembacanya.
Berdasarkan hal di
atas, maka menerbitan buku terutama – karya-karya ilmiah penting untuk didukung
dan didorong sehingga dapat berkontribusi secara maksimal bagi eksistensi dan
perkembangan Uhamka ke depan yang beriring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
secara luas sebagaimana diharapkan yang sesungguhnya.
Sungguh untuk mencapai
dimensi keilmuan bermasa depan mesti ada nadi support secara kolektif memang
sangat diperlukan. Tiada lain esensinya agar tercapai produk intelektual yang
memadai mesti dipadukan dengan perubahan cara mindset berkemajuan yang
mencerahkan.
Sebagaimana telah
disinggung di atas, bahwa esensi buku adalah menjadi aset berharga sebagai
media promosi bermakna nilai syiar intelektual tulen.
Maka, kehadiran logika
di dalam memainkan mindsetnya tentu berbeda
dengan dimensi nilai
bisnis bermaterial ekonomis semata. Olehnya diharapkan secara kolektif mesti
mengubah maindset tentang aset produktivitas untung ruginya.
Namun, dimensi ranah
berpikir tentang kelogisannya agar tidak mati langkah di dalam pemaknaannya
mengenai esensi produksi penerbitan buku oleh institusi bernuansa pengelola
intelektualitas dibandingkan dengan penerbitan lainnya.
Dengan pemahaman
demikian akan dapat memengaruhi kesuksesan di dalam produksi aset intelektual
beresensi pada rana syiar sebagaimana Buya Hamka dan KH Ahmad Dahlan (pendiri
Persyarikatan Muhammadiyah) yang mengedepan nilai syiar yang tulus.
Ketulusan, tentu
didukung dengan support mindset kolektif yang memadai, selain kerja keras,
pengalaman, skill, network, dan lain sebagainya. Hal itu semua, berakumulasi
kepada mindset yang mempengaruhi kebiasaan dan tindakan dalam pelaksnaan
program kerja yang sukses dalam kebersamaan.
Kesuksesan berdimensi
nilai syiar tulus berakar pada makna nilai bersama di dalam menerbitkan buku
yang memadai ini, sehingga menjadi tolak ukur perguruan tinggi yang memiliki
masa depan mencerahkan. Menempatkan buku sebagai garda erdepan menjadi aset
intelektual yang sangat tinggi nilainya dalam dunia pendidikan.
Maka, esensi prinsipnya
di dalam menerbitkan karya buku menjadi tapak jejak keilmuan, dan juga
merupakan media promosi yang sangat berkesan dan bertahan guna mencerahkan
secara nyata. Di samping, buku menjadi mata media aset iqra (membaca) sebagai
sumber acuan keilmuan yang mencerahkan dalam memajukan insan manusia tanpa
pudar dan lekang oleh erosi kemajuan zaman.
Bahkan, buku mampu
bertahan tanpa iritasi yang berrotasi karena arus revolusi atau pun
evolusi_yang menghambatnya.
Oleh karena itu, maka
Uhamka melalui Uhamka Press_nya berupaya mendokumentasikan, merekam jejak
sejarah dan mewartakan ide dan hasil-hasil penelitian guna mendukung eksistensi
dan perkembangan Uhamka sebagai salah satu pilar peradaban berkesan yang menjadi
aset Intelektual untukg melintasi zaman, di antaranya adalah dengan menerbitkan
buku yang berstandar memadai dan dapat dipertanggung-jawabkan secara akademis.
Dan paling utama
perubahan mindset secara kolektif bahwa karya buku menjadi aset syiar Uhamka yang
tiada lekang oleh waktu.