"Bisa saja. Caranya, calon pemenang, calon juara, atau orang yang berpeluang menang dan juara, itu dicurangi. Baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan," kata Daeng Tompo'. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
------
PEDOMAN KARYA
Selasa, 25 Agustus 2020
Obrolan Daeng Tompo' dan Daeng Nappa':
Adakah itu Kemenangan yang Dirampas?
"Adakah itu kemenangan yang dirampas?" tanya Daeng Nappa' kepada Daeng Tompo' saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh berjamaah di masjid.
"Ada," jawab Daeng Tompo' dengan singkat tapi tegas.
"Kenapa bisa? Bagaimana caranya?" tanya Daeng Nappa'.
"Bisa saja. Caranya, calon pemenang, calon juara, atau orang yang berpeluang menang dan juara, itu dicurangi. Baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan," kata Daeng Tompo'.
"Kalau kita' dalam posisi begitu, kita' berpeluang menang atau juara, terus dicurangiki dan kemudian kalah secara menyakitkan, apa yang mau kita' bikin?" tanya Daeng Nappa'.
"Kalau tidak terlalu pentingji, kubiarkanji saja, karena diatongji itu yang dapatki dosanya, tapi kalau merugikan dan menyangkut kepentingan orang banyak, tunggu dulu," kata Daeng Tompo'.
"Jadi maksudta', mauki' apa?" kejar Daeng Nappa'.
"Tentu tidak mauka' tinggal diam. Pasti kulawangi," tandas Daeng Tompo'.
"Oh, bisatongjaki' padeng marah di'? Saya kira itu kita' tidak taukki' marah," kata Daeng Nappa' sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Selasa, 25 Agustus 2020
--------
Obrolan sebelumnya:
Kita Hidup di Negara Pancasalah
Dia Pernahmi Jadi Orang Kaya
Tidak Mauma’ Saya ke Mesjid