"Dari berita yang saya baca, terjadi aksi unjukrasa di Swedia dan Norwegia, dan itu didalangi seorang politisi Denmark bernama Rasmus Paludan," tutur Daeng Tompo'. (int)
------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 02 September 2020
Obrolan Daeng Tompo' dan Daeng Nappa':
Kita Dengarki Itu Berita Pelecehan Al-Qur'an di Swedia dan Norwegia?
"Kita dengarki itu berita pelecehan Al-Qur'an di Swedia dan Norwegia?" tanya Daeng Tompo' kepada Daeng Nappa' saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo' seusai jalan-jalan subuh.
"Adakah? Kelewatanna itu," tanya Daeng Nappa'.
"Dari berita yang saya baca, terjadi aksi unjukrasa di Swedia dan Norwegia, dan itu didalangi seorang politisi Denmark bernama Rasmus Paludan," tutur Daeng Tompo'.
"Terus," potong Daeng Nappa'.
"Rasmus Paludan ini seorang pengacara, tapi dia dilarang bekerja sebagai advokat selama tiga tahun dan SIM-nya dibekukan selama satu tahun," lanjut Daeng Tompo'.
"Terus," potong Daeng Nappa' penasaran.
"Si Rasmus Paludan ini kemudian mendirikan partai politik dan ikut Pemilu tahun 2019, tapi sedikit sekaliji suarana. Dia juga pernah membakar Al-Qur'an dan pernah menjalani hukuman percobaan selama tiga bulan," tutur Daeng Tompo'.
"Jadi, dia yang picu aksi unjukrasa di Swedia dan Norwegia, dan akhirnya terjadi pelecehan terhadap Al-Quran?" tanya Daeng Nappa'.
"Begitu yang ditulis dalam berita," jawab Daeng Tompo'.
"Jadi dibiarkanji saja dia dan pendukungna berunjukrasa dan melecehkan Al-Qur'an?" tanya Daeng Nappa'.
"Tidaklah. Karena ternyata jumlah mereka tidak banyak dan terjadi aksi balasan dari berbagai kelompok masyarakat, jadi hampir terjadi bentrokan. Polisi juga tegas dan langsung menangkap puluhan pengunjukrasa," jelas Daeng Tompo'.
"Berarti tidak beres tong ini otakna si Rasmus Paludan kapan di'?" tanya Daeng Nappa' sambil tersenyum.
"Dan ternyata banyak tong pendukungna orang yang tidak bereska otakna," kata Daeng Tompo' sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Rabu, 02 September 2020