"Daeng Nappa', kita ini sudah tua teman. Lebihmi setengah abad umurta'. Sudah waktunyami kita rajin-rajin beribadah, dan mengurangi hepi-hepi," kata Daeng Tompo'. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
-----
PEDOMAN KARYA
Selasa, 17 November 2020
Obrolan Daeng Tompo' dan Daeng Nappa':
Kita Ini Sudah Tua Teman
"Cemburuku' kurasa liatki teman-temanta'," kata Daeng Nappa' kepada Daeng Tompo' saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo' seusai jalan-jalan subuh.
"Apana kicemburui?" tanya Daeng Tompo'.
"Cemburuka' karena banyak temanta' yang punya waktu untuk jalan-jalan, punya uang untuk makan dan minum di restoran, dan banyak juga yang bisa hepi-hepi tanpa beban," tutur Daeng Nappa'.
"Daeng Nappa', kita ini sudah tua teman. Lebihmi setengah abad umurta'. Sudah waktunyami kita rajin-rajin beribadah, dan mengurangi hepi-hepi," kata Daeng Tompo'.
"Jadi tidak bolehmaki' kumpul-kumpul dan gembira-gembira bersama teman-teman?" tanya Daeng Nappa' dengan nada protes.
"Bukan tidak boleh teman. Silakan saja, tapi kurang-kurangimi, karena kita tidak tahu kapan meninggal, dimana kita meninggal, saat sedang apa ketika meninggal," ujar Daeng Tompo'.
"Ededeh, kita' itu bikin takut-takutki' belah," tukas Daeng Nappa'.
"Janganmaki' takut, santaimaki'. Minummi dulu kopita'," kata Daeng Tompo' sambil tersenyum kepada Daeng Nappa'. (asnawin)
Sampeang, Bulukumba, 17 November 2020