“Ka rewel dudui belah. Setengah matika staterki, tidak mau bunyi. Tidak mungkin juga kudorong sampai di sini. Sekali kutinggalkangi,” kata Daeng Nappa’. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 07 November 2020
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Deng Nappa’:
Kutinggalkangi
Motorku di Jalan
“Kutinggalkangi tadi motorku di jalan,” kata Daeng
Nappa’ kepada Daeng Tompo’, saat ngopi siang di warkop terminal.
“Eh, kenapaki tinggalkangi?” tanya Daeng Tompo’.
“Ka rewel dudui belah. Setengah matika staterki,
tidak mau bunyi. Tidak mungkin juga kudorong sampai di sini. Sekali
kutinggalkangi,” kata Daeng Nappa’.
“Bisana itu motorta’ kitinggalkang, padahal kita’
yang punya?” kata Daeng Tompo’ dengan nada tanya.
“Ah biartongmi. Daripada nabikin susahka,” kata Daeng Nappa’.
“Aih, kayaknya perlu tong itu kita’ diperiksa
kesehatan mentalta’,” kata Daeng Tompo’ seraya tertawa, sementara Daeng Nappa’
hanya bisa geleng-geleng kepala. (asnawin)