------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 01 Januari 2021
Kisah Suatu Kaum yang Mengolok-olok Utusan Allah
Oleh: Asnawin Aminuddin
Tersebutlah suatu negeri yang penduduknya tidak beriman kepada Allah SWT. Pada suatu hari, datanglah dua orang utusan Allah kepada mereka. Kedua orang itu mengatakan kepada penduduk negeri itu bahwa mereka adalah utusan Allah.
Mendengar pengakuan kedua utusan Allah itu, penduduk negeri itu tidak percaya dan bahkan mendustakan keduanya. Allah kemudian menambah seorang lagi utusan-Nya sehingga utusan itu berjumlah tiga orang dengan tujuan menguatkan utusan-Nya.
“Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu,” kata ketiga utusan itu.
Mendengar pernyataan itu, penduduk negeri itu langsung mendustakannya dan mengatakan mereka bertiga hanya manusia biasa seperti mereka. Mereka bahkan mengolok-olok ketiga utusan itu.
“Kamu ini hanyalah manusia seperti kami, dan Allah Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun. Kamu hanyalah pendusta belaka,” kata mereka.
Ketiga utusan Allah itu kembali berupaya meyakinkan bahwa mereka bertiga benar-benar utusan Allah.
“Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan-utusan-Nya kepada kamu. Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan perintah Allah dengan jelas,” tegas ketiganya.
Bukannya menerima apa yang disampaikan ketiga utusan Allah itu, penduduk negeri itu malah mengaku bernasib malang dengan kedatangan ketiganya.
“Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti menyeru kami, niscaya kami rajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami,” ancam penduduk negeri itu.
Betapa gundah hati ketiga utusan Allah itu.
“Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas,” kata ketiganya.
Di saat dialog tengah berlangsung, datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas, lalu ia mengajak kaumnya mengikuti ketiga utusan Allah itu.
“Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu. Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah Allah yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan,” tutur laki-laki itu.
Ia mengatakan tidaklah mungkin dirinya menyembah tuhan selain Allah.
“Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika Allah Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka juga tidak dapat menyelamatkanku. Sesungguhnya jika aku berbuat begitu, pasti aku berada dalam kesesatan yang nyata. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu, maka dengarkanlah pengakuan keimananku,” kata laki-laki itu.
Pernyataan dan ajakan laki-laki itu sesungguhnya sangat baik, tapi kaumnya, penduduk negeri itu sama sekali tidak mau menerimanya. Mereka bahkan beramai-ramai membunuh laki-laki itu.
Sesaat setelah laki-laki itu tewas terbunuh, Allah mengutus malaikat untuk menyampaikan berita gembira kepada laki-laki itu.
“Allah telah mengampuni dosa kamu dan kamu akan masuk surga,” kata malaikat.
“Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui, apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang telah dimuliakan,” kata laki-laki itu.
Setelah laki-laki itu tewas terbunuh, Allah tidak menurunkan suatu pasukan pun dari langit kepada penduduk negeri itu, dan Allah tidak perlu menurunkannya. Tidak ada siksaan terhadap mereka. Namun tiba-tiba terdengar satu teriakan dan semua penduduk negeri itu pun mati seketika.
-----
·
-- Kisah ini termuat dalam Surah Yasin,
ayat 13 sampai dengan ayat 30 (QS 36: 13-30)