-------------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 19 Desember 2020
Rahmatia,
Anak Petani dari Kolaka Raih Sarjana di Unhas Makassar
Setelah menamatkan sekolah di SMA, Rahmatia pun
berangan-angan kuliah. Angan-angannya bahkan melambung jauh. Ia ingin
meninggalkan kampung halamannya di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, ke
Makassar, Sulawesi Selatan.
Angan-angan itu cukup jauh karena Rahmatia menetap
di perkampungan yang jauh dari ibukota Kolaka Utara, bahkan kampung halamannya
tergolong terpencil, dan ia ingin pergi ke Makassar, yang merupakan ibukota
Provinsi Sulawesi Selatan dan disebut-sebut sebagai pintu gerbang kawasan timur
Indonesia.
Untuk mewujudkan angan-angan itu, ia pun mendaftar masuk
perguruan tinggi dan ikut tes melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2016.
Rahmatia memilih Program Studi Sastra Inggris,
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Setelah ikut
tes, ia pun pasrah menyerahkan segalanya kepada Allah SWT.
Sambil menunggu pengumuman, ia pun kembali
beraktivitas seperti biasa, termasuk membantu kedua orangtuanya yang
sehari-harinya bekerja sebagai petani.
“Ayah saya adalah petani kecil, dan ibu saya
mengurus rumah tangga,” kata Rahmatia.
Setelah keluar pengumuman, ternyata Rahmatian lulus,
dan diharuskan segera mendaftar ulang. Keraguan pun merebak, karena ia tak
punya uang untuk mendaftar ulang dan berangkat ke Makassar, mengingat pekerjaan
orangtuanya hanya sebagai petani.
Beasiswa Bidikmisi
“Sewaktu pengumuman dan saya lolos SBMPTN, saya tidak
yakin dapat melanjutkan studi. Namun saya bulatkan tekad untuk ke Makassar dan
registrasi ulang, lalu saya ikut mendaftar Beasiswa Bidikmisi,” kata Rahmatia.
Karena daerah tempat tinggalnya jauh dari kota, maka
informasi yang ia peroleh tidak terlalu banyak, termasuk peluang Beasiswa
Bidikmisi.
“Saya baru tahu ada program ini ketika telah berada
di Makassar. Itupun saat saya registrasi,” ungkapnya.
Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan bagi calon
mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik untuk
menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai
lulus tepat waktu. Program ini telah dimulai sejak tahun 2010.
Rahmatia mengakui program beasiswa Bidikmisi telah
mengubah jalan hidupnya. Ia yang awalnya tidak yakin dapat menyelesaikan studi
karena alasan biaya, kini mempunyai harapan baru untuk masa depannya kelak.
“Saya ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Kalau dulu, cita-cita ini mungkin terlalu tinggi bagi orang
seperti saya. Namun program Bidikmisi telah membuka harapan baru, bahwa jika
kita terus berusaha dan berjuang, mimpi-mimpi kita dapat tercapai,” kata
Rahmatia.
Setelah menempuh pendidikan selama empat tahun,
Rahmatia akhirnya berhasil menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar Sarjana
Sastra Inggris, Unhas, Makassar. Dan ia diwisuda pada Periode II Tahap 2 Tahun
Akademik 2020/2021, di Baruga A.P. Pettarani, Kampus Unhas, Tamalanrea,
Makassar, Rabu, 16 Desember 2020.
Ia lulus dalam waktu empat tahun dan tiga bulan,
dengan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) 3,79.
IPK yang diraih Rahmatia berada di atas rata-rata IPK wisudawan program sarjana periode ini yaitu 3,48. Begitu juga jangka waktu studi Rahmatia lebih singkat dibandingkan rata-rata wisudawan lainnya yakni empat tahun dan tujuh bulan. (asnawin)