“Anda suruh saja angin untuk membawaku ke Negeri Hindi. Mungkin saja dengan begitu dia akan kehilangan jejakku. Dan tidak akan bisa menemukanku,” jawab laki-laki itu. (int) |
-------
PEDOMAN KARYA
Senin, 08 Februari 2021
KALAM
Kisah Nabi
Sulaiman Didatangi Malaikat Maut
Dalam sebuah kisah diceritakan, suatu
hari, malaikat maut, Izrail, datang menemui Nabi Sulaiman bin Daud.
Tiba-tiba Malaikat Izrail menajamkan
pandangan dan mengarahkannya kepada seorang laki-laki yang duduk bersama
beberapa tamu Nabi Sulaiman. Namun tak lama kemudian Malaikat Izrail pergi.
Laki-laki itu bertanya, “Wahai Nabi Allah!
Siapa dia?”
“Dia adalah malaikat maut,” jawab Nabi
Sulaiman.
Laki-laki itu kembali berkata, “Wahai nabi
Allah! Tadi aku melihat dia selalu melirik kepadaku. Aku menjadi sangat takut.
Jangan-jangan dia hendak mencabut nyawaku. Selamatkanlah aku.”
“Bagaimana caranya agar aku bisa
menyelamatkanmu?” tanya Nabi Sulaiman.
“Anda suruh saja angin untuk membawaku ke
Negeri Hindi. Mungkin saja dengan begitu dia akan kehilangan jejakku. Dan tidak
akan bisa menemukanku,” jawab laki-laki itu.
Nabi Sulaiman kemudian memerintahkan angin
untuk membawanya sampai ke ujung Negeri Hindi dalam waktu sekejap saja. Saat
itu juga angin segera melaksanakan sebagaimana yang diperintahkan oleh Nabi
Sulaiman.
Sesampainya laki-laki itu di sana,
malaikat maut kemudian mencabut nyawanya. Setelah itu malaikat maut itu kembali
menemui Nabi Sulaiman.
Nabi Sulaiman bertanya, “Kenapa tadi Anda
melirik kepada laki-laki itu dengan tatapan yang tajam?”
Malaikat maut menjawab, “Aku merasa sangat
heran. Aku diperintahkan untuk mencabut nyawanya di Negeri Hindi, tapi
keberadaannya saat itu sangat jauh dari negeri itu.”
Meskipun heran, Malaikat Maut tetap
melaksanakan tugas dari Allah dan pergi ke Negeri Hindi. Tiba di Negeri Hindi,
tiba-tiba laki-laki itu juga sudah sampai di Negeri Hindi yang dibawa oleh
angin.
“Aku pun mencabut nyawanya di Negeri Hindi
sesuai perintah Allah,” tutur Malaikat Izrail.
------
Kisah ini diceritakan dalam kitab
al-Majallis as-Saniyyah karya Syekh Ahmad bin Syekh Hijazi Al Fusyni