-----------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 07 Maret 2021
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Partai
Politik Direbut oleh Kekuatan Besar
“Kejam memang dunia politik,” kata Daeng Nappa’ kepada
Daeng Tompo’ saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh berjamaah di masjid.
“Kejam bagaimana? Apa seng ini yang terjadi?” tanya
Daeng Tompo’
“Yang terjadi, ada sebuah partai politik yang direbut
oleh kekuatan besar dari tangan pendirinya,” jawab Daeng Nappa’.
“Tidak mengertika. Jelaskanki’ dulu baik-baik,” kata
Daeng Tompo’.
“Anggaplah saya mendirikan sebuah parpol. Parpol
saya ini pernah berjaya dan keluar sebagai pemenang Pemilu, karena kebetulan
waktu itu saya menjabat presiden,” tutur Daeng Nappa’.
“Terus,” potong Daeng Tompo’.
“Setelah saya tidak lagi jadi presiden, parpol yang
saya didirikan tiba-tiba direbut oleh orang lain yang dibekingi kekuatan besar.
Orang lain itu bukan kader partai saya, dan dia mantan anak buah saya,” lanjut Daeng
Nappa’.
“Bagaimana caranya orang lain itu merebut?” tanya Daeng
Tompo’.
“Caranya, dia merekayasa terjadinya Kongres Luar Biasa
(KLB) dan kemudian dia terpilih sebagai ketua umum,” kata Daeng Nappa’.
“Bagaimana dengan pendiri dan ketua umum parpol itu?”
tanya Daeng Tompo’.
“Dia tidak melibatkan pendiri dan ketua umum parpol
tersebut,” jawab Daeng Nappa’.
“Berarti kongres luar biasa itu tidak sah,” kata Daeng
Tompo’.
“Tidak sah menurut kita’, tapi mereka yang merebut
parpol itu menganggap sah dan sesuai dengan AD/ART yang sudah mereka ubah pada KLB
itu,” kata Daeng Nappa’.
“Kudeta itu kaue,” ujar Daeng Tompo’.
“Kudeta memang. Makanya saya bilang, kejam memang
dunia politik,” kata Daeng Nappa’.
“Aih, tidak cocokmentonga’ saya terjun ke dunia
politik,” kata Daeng Tompo’.
“Memang, cocoknya kita’ jadi ustadz, karena janggutta’
tambah panjangmi saya lihat, dan hampir semua berwarna putih,” kata Daeng Nappa’
sambil tersenyum, sementara Daeng Tompo’ langsung menggeleng-gelengkan
kepalanya. (asnawin)
Ahad, 07 Maret 2021
#TettaTompo