-----
Ahad, 11 April 2021
Ibu-ibu
Orangtua Murid Harus Libatkan Diri Sebagai Bunda Pustaka
SD
Negeri Borong Makassar Sosialisasikan Bunda Pustaka
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Ibu-ibu orangtua murid harus lebih
proaktif dan mengambil inisiatif dalam meningkatkan minat baca anak dan
pengembangan perpustakaan sekolah. Ibu itu adalah pelita, yakni pekerja lillahi
ta’ala.
Ibu merupakan perpustakaan dan madrasah pertama bagi
seorang anak. Ibulah yang harus lebih dahulu gemar membaca supaya anaknya juga
tertarik membaca. Jangan sampai ibu-ibu hanya sibuk dengan media sosial (Medsos)
seperti Facebook, Twitter, WhatsApp (WA), dan sebagainya.
Justru sebaliknya, ibulah yang harus mengalihkan
perhatian anak-anaknya dari gawai untuk lebih fokus membaca dan belajar di
rumah.
“Ibu-ibu itu bukan hanya dilibatkan, melainkan harus
melibatkan diri sebagai Bunda Pustaka,” kata Ketua Ibu-ibu Relawan Baca Kota
Makassar, Kartini Ismail, saat tampil sebagai pembicara pada acara Sosialisasi
Bunda Pustaka yang diadakan secara daring oleh Sekolah Dasar (SD) Negeri
Borong, Makassar, Selasa, 06 April 2021.
Kartini yang berprofesi di bidang public speaking
itu lalu menceritakan pengalamannya yang selalu ke toko buku atau ke
lapak-lapak buku, sembari mengajak cucunya kalau sedang berulang tahun.
Secara pribadi dia mengakui betapa besar manfaat
membaca. Meski pendidikannya kurang, tapi karena dia gemar membaca maka lewat
bacaan-bacaannya itu membawa dia ke dunia yang lebih luas.
Terpadu
dengan Duta Baca
Kepala UPT SPF SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati
Sabir MPd, berharap kegiatan Bunda Pustaka ini akan memiliki ciri yang berbeda
dengan Bunda Baca.
Dia mengatakan, Bunda Baca biasa diemban oleh
istri-istri pejabat, seperti istri bupati atau istri walikota, sedangkan Bunda
Pustaka itu berasal dari orangtua siswa. Karena itulah, Bunda Pustaka akan jadi
bagian dari pendidikan karakter, parenting, dan gerakan literasi sekolah.
“Kegiatan ini bagian dari upaya kita mempersiapkan
akreditasi perpustakaan. Kami berupaya
memenuhi kriteria administratif dan juga melakukan penataan secara fisik.
Karena kami mau ada tampilan dan suasana baru,” kata Bu Indri, sapaan krab
Hendriati Sabir.
Bila perlu, kata Hendriati, Bunda Pustaka membuat
program yang nanti jadi amal jariyah. Hendriati yakin akan potensi yang
dimiliki ibu-ibu karena merupakan warga yang biasa aktif di lingkungan
RT-RW-nya.
Selama ini kegiatan yang dilakukan sekolahnya
menggunakan pendekatan multistakeholder, sehingga ada sinergitas antara
sekolah, pendidik, peserta didik, komite sekolah, orangtua murid, serta
pemerhati dan motivator anak dan lain-lain.
Kepala Perpustakaan Gerbang Ilmu SD Negeri Borong,
Saparuddin Numa SIP, menyatakan akan menjadikan Bunda Pustaka sebagai program
terpadu dengan Duta Baca, yang lebih dahulu diadakan.
“Duta Baca dibentuk setelah diadakan lomba bercerita
saat Bulan Bahasa pada Oktober 2020,” jelas Saparuddin.
Bederma
dengan Buku
Rusdin Tompo, penggiat literasi yang merupakan
pendamping ekskul minat bakat di SD Negeri Borong menambahkan, kegiatan
sosialisasi Bunda Pustaka merupakan rangkaian dari peringatan Hari Buku Anak
Sedunia, yang biasa dirayakan setiap tanggal 2 April.
Dalam rangka Hari Buku Anak se-Dunia, SD Negeri
Borong menggalang kegiatan donasi yang diberi nama Bederma Dengan Buku.
Sumbangan buku banyak juga berasal dari ibu-ibu yang menemani anaknya mengantar
buku-buku ke perpustakaan.
Salah satu penyumbang buku datang dari Yayasan
BaKTI. Buku-buku yang disumbangkan merupakan terbitan sendiri, berupa Majalah
BaKTI News, buku-buku dari Program MAMPU dan buku-buku kerjasama BaKTI dan
Unicef yang diterbitkan BaKTI.
“Jika masih ada yang membutuhkan buku-buku, kami
masih ada stok seri komik mengenal lingkungan untuk anak-anak SD/SMP dan DVD
video seri yang sama,” jelas Victoria Ngantung, Communications Manager Yayasan
BaKTI via WhatsApp.
Selain Kepala UPT SPF SDN Borong, sosialisasi Bunda Pustaka ini diikuti oleh Ketua Komite SD Kompleks Borong, guru dan ibu-ibu perwakilan kelas, serta beberapa anak mengikuti kegiatan yang menggunakan aplikasi Zoom. (rt)